♠ Posted by IMM Tarbiyah in Kuliah Umum at 07.58
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin di sebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, antara lain murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah,
bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, dan lain-lain),
dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (video, radio, televise, computer, dan
lain-lain).
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil terknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman, dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping itu, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat
media pembelajaran yang akan digunakannya apakah media tersebut belum tersedia.
Salah
satunya media berbasis visual dalam mendesain media pembelajaran PAI. Dimana
media visual menjadi media yang mempunyai unsur penting dalam pengembangan mata
pelajaran PAI. Media visual yaitu media semua alat-alat peraga yang
memfungsikan organ indera penglihatan siswa, misalnya: foto, lukisan, alat
peraga, kaligrafi dan lain-lain.
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan media?
b.
Apa yang dimaksud media
berbasis visual?
c.
Bagaimana pengembangan produk media
berbasis visual dalam pembelajaran PAI?
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Kata
media berasal dari bahasa latin "medius" yang berarti harfiah,
berarti "tengah", "perantara", atau "pengantar".
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( وَسَائِل ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photo grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Disamping
sebagai sistem penyampai atau pengantar,
media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming ( 1987: 234)
adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Acapkali
kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat Bantu
atau media komunikasi seperti yang di kemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia
melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat Bantu yang disebut media komunikasi. Menurut
Gagne & Briggs (1975) secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pelajaran, missal buku, kaset, video, camera, film, foto, gambar dan lain-lain.[1]
B.
Pengertian Media
Berbasis Visual
Media
berbasis visual (image dan perumpamaan) memegang peranan yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman,
memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visiual
sebaliknya di tempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk
visual bisa berupa: a). Gambar representasi seperti, gambar, lukisan atau foto
yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda, b).Diagram yang melukiskan
hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi, c). Peta yang
menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, d).
Grafik seperti tabel, grafik, chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau
kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.[2]
C.
Pengembangan Produk
Media Berbasis Visual Dalam Pembelajaran PAI
Visualisasi
pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk, sepeti foto, gambar, sketsa, bagan dan
lain-lain. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh
kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafis itu. Hal ini hanya dapat
dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul,
merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi
objek, konsep, informasi dan situasi. Dalam penetapan elemen-elemen visual
harus dapat menampilkan visual yang dapat di mengerti, terang atau dapat
dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang
diinginkan oleh penggunanya.
Dalam
proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara
lain:
1.
Kesederhanaan
Secara
umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu
visual, jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan
memahami pesan yang di sajikan visual itu. Contohnya antara (15 sampai 20
kata), kata-kata harus memakai huruf sederhana dengan gaya huruf yang mudah
terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan. Kalimatnya harus ringkas
tetapi padat dan mudah di mengerti.
2.
Keterpaduan
Keterpaduan
elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan
sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang
bisa membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3.
Penekanan
Meskipun
penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin di
sajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat
perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif,
warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur-unsur penting.
4.
Keseimbangan
Bentuk
atau pola yang di pilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
Keseimbangan
yang seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal, seperti menampakan dua
bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu, keseimbangan formal
cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan informal tidak keselurahannya
simetris tapi memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.
5.
Bentuk
Bentuk
yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh
karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan,
informasi atau isi pelajaran perlu di perhatikan.
6.
Garis
Garis
digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian
siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7.
Tekstur
Tekstur
adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur
dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8.
Warna
Warna
merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati
untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberikan kesan
pemisahan atau penekanan dan warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek
atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan
respons emosional tertentu.[3]
Adapun
media berbasis visual dalam pembelajaran PAI dapat digunakan berbagai
tampilan-tampilan unik dan menarik, antara lain :
a)
Gambar
Gambar
yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan atau gambar, dan sketsa. Tujuan
utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan
konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.[4]
Salah
satu contoh gambar yang bisa diterapkan pada pembelajaran PAI dengan memalui
media flash card (kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda symbol
yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan
gambar itu. Misalnya, dalam latihan memperlancar bacaan-bacaan sholat, gambar
setiap gerakan dalam sholat dibuat di atas flash card. [5]
Selain
itu media gambar yang bisa dimanfaatkan dengan menggunakan strip story,
yaitu merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan dalam menghafal
dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an tanpa terkesan membosankan dan terpaksa. Strip
story dapat digunakan untuk mata pelajaran hadits, kisah-kisah Nabi, bacaan
dalam sholat, mahfuhat dan lain-lain.
Untuk
mempermahir menyusun kata-kata dalam satu kalimat dapat pula digunakan teknik
yang serupa dengan menggunakan kartu-kartu yang berisi kata-kata. Kartu-kartu kata
itu disusun secara acak (tidak beraturan), dan siswa ditugaskan untuk membaca
cepat kata-kata pada kartu-kartu itu dengan urutan yang benar. Latihan ini
mempermahir keterampilan siswa membaca cepat. Misalnya:
انا
|
|
شانئك
|
اعطينك
|
|
فصل
|
الكوثر
|
|
اعطينك
|
فصل
|
|
انا
|
لربك
|
|
هو
|
وا نح
|
|
اربك
|
ان
|
|
وانح
|
شانئك
|
|
الأ بتر
|
هو
|
|
الكوثر
|
الأ بتر
|
|
|
Kata-kata
yang diletakkan secara tidak beraturan itu ke bawah harus di baca dengan benar
oleh siswa. Dibalik setiap waktu kata dapat di tuliskan arti kata itu, sehingga
latihan siswa dapat dilanjutkan dengan memahami arti.[6]
Ada
lagi media gambar dengan menggunakan papan kantong yang bisa di buat dengan
triplek dan karton tebal. Panjang triplek atau karton tebal kira-kira 90 cm dan
tinggi kurang lebih 60 cm. Pada papan triplek atau karton ini diletakkan lem
atau staple dengan tinggi kurang lebih 5 cm.[7]
Pada
deretan kantong ini dapat dipindah-pindahkan beberapa karton-karton kecil yang
bertuliskan kata-kata Arab atau Indonesia, contohnya:
|
|
|
|
Setelah
disusun maka kita akan lihat di papan kaاللهntongاحدقل هو
|
kantong
b)
Chart dan Bagan
Chart
harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas. Bagi siswa
yang berusia muda suatu chart harus berisikan hanya satu konsep atau gambaran
konsep. Jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau konsep, sebaiknya dibuat
serangkaian chart sederhana.[8]
Adapun
media chart yang bisa digunakan yaitu menggunakan chart garis (alur) waktu
menggambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Chart seperti ini sering digunakan untuk menunjukkan kaitan waktu
peristiwa-peristiwa bersejarah atau hubungan orang-orang terkenal dengan
peristiwa itu. Garis waktu amat bermanfaat untuk meningkatkan urutan waktu dari
serangkaian peristiwa.[9] Contoh
dalam pembelajaran PAI, dalam menjelaskan kisah-kisah Nabi dan sahabat sehingga
apa yang dijelaskan guru tidak sekedar mendengarkan tapi visualisasi pun
terjadi sehingga siswa lebih mudah menyerap pelajaran.
c)
Transparansi
Transparansi
merupakan gambar atau film besar yang di proyeksikan oleh guru untuk
memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistic, keranga out line, atau
ringkasan di depan kelompok kecil atau kelompok besar. Teknik pembuatan
transparansi dapat digolongkan ke dalam teknik pembuatan langsung dan teknik
tidak langsung. Pembuatan transparansi langsung secara manual merupakan cara
paling mudah dan sederhana, yaitu dengan langsung menggambarkan (membuat visual
dalam format yang diinginkan) di atas lembaran transparansi dengan spidol
khusus. Teknik tidak langsung adalah memindahkan gambar atau bentuk visual yang
sudah ada atau yang telah dipersiapkan pada bahan lain dengan cara membuat
kopinya terlebih dahulu. Ada beberapa pembuatan transparansi tidak langsung, yaitu
transfer temple, transfer kopi, transfer kimiawi dan transfer elektronik.
Pada
saat menyajikan materi dengan proyeksi transparansi kita harus memperhatikan
teknik-teknik berikut ini:
1.
Menunjukkan gambar, diagram,
atau bentuk visual lainnya dengan menggunakan petunjuk di atas transparansi
untuk mengarahkan perhatian kepada hal-hal rinci.
2.
Menggunakan spidol transparansi
atau ball poin khusus untuk menambahkan detail atau menandai butir penting di
atas transparansi selama penayangan.
3.
Mengendalikan kecepatan
jalannya penyajian informasi atau pelajaran dengan menutupi bagian transparansi
dengan kertas atau karton dan baru dimunculkan pada saat siap mendiskusikan
butir yang ditutupi itu.
4.
Membuat transparansi
berlapis-lapis (overlay) untuk menunjukkan proses atau konsep yang rumit.
5.
Menggandakan isi transparansi
di atas kertas untuk dibagikan ke pada siswa.[10]
d)
Grafik
Grafik
adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data
kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Dengan
mengalihkan data angka-angka ke dalam sebuah grafik, arti dari angka-angka
tersebut menjadi jelas.
1.
Gafik Garis
Grafik
garis, yaitu grafik berupa garis di atas suatu bidang yang dibagi petak-petak
empat persegi yang sama besar. Kita dapat memvisualisasikan data angka-angka
dengan grafis garis. Grafis garis dapat menunjukkan suatu keadaan atau
perkembangan dalam jangka waktu dengan
jelas sekali. Pada grafis garis arah garis dapat memberi petunjuk dengan jelas
dan ringkas tentang perkembangan keungungan dalam beberapa tahun terakhir
misalnya.[11]
2.
Grafik Batang
Grafik
bisa pula merupakan gambar batang-batang, maka disebut grafik batang. Kalau
batang-batang itu disusun berdiri, namanya grafik batang vertical, sedangkan
yang mendatar disebut grafik batang horizontal. Batang-batang itu bisa dibuat
dalam ukuran lebar dan panjang saja, atau dibuat dalam bentuk balok, maka
disebut grafik balok.
3.
Gafik Lingkaran
Grafik
bisa juga berupa lingkaran yang dibagi dari titik tengahnya menjadi beberapa
sector. Karena ia membentuk lingkaran, maka grafik demikian disebut grafik
lingkaran. Tujuan grafik lingkaran ialah memperlihatkan pembagian sebuah
lingkaran, perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dan antara
masing-masing bagian dengan lingkaran keseluruhan, misalnya perbandingan jumlah
ansaf atau orang yang berhak menerama zakat di suatu kecamatan tertentu
pada hasil pendistribusian harta zakat tahun tertentu.
4.
Grafik Symbol
Grafik
bisa juga berupa gambar-gambar atau symbol-simbol yang disebut dengan grafik
gambar atau grafik symbol atau disebut juga grafik pictorial. Grafik symbol
yang disebut sebagai grafik gambar atau pictorial dikembangkan sejak tahun 1920
oleh Otto Neurath. Dia bahkan menciptakan kamus tentang gambar-gambar atau
symbol-simbol untuk dipakai dalam grafik oleh dunia internasional.
Seperti
halnya grafik batang dan grafik lingkaran, grafik simbolpun dapat menunjukkan
perbandingan dalam bentuk yang jelas dan singkat, yang dapat dimengertik dan
diingat dengan mudah, sedangkan angka-angka statistik mudah terlupakan walaupun
grafik merupakan jalan pintas untuk memberikan informasi dalam bentuk visual,
namun orang tidak terlatih untuk mengartikan fungsi garis-garis, batang-batang
atau symbol-simbol yang terdapat pada sebuah grafik bisa bingung melihatnya,
kecuali kalau grafik dibuat dalam bentuk sederhana.[12]
III.
KESIMPULAN
1.
Media adalah proses belajar
mengajar yang cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal (Gerlach & Oly, 1971). Maka dapat disimpulkan bahwa media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
2.
Adapun yang dimaksud media
berbasis visual dengan memanfaatkan sistem panca indera mata dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan,
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.
3.
Sedangkan pengembangan media
berbasis visual dalam pembelajaran PAI mempunyai banyak sekali perkembangan
dalam menggunakan media tersebut. Diantaranya media visual dengan gambar, chart
dan bagan, transparansi dan grafik. Setiap dari media visual tersebut memiliki
keterkaitan fungsi dan peran yang beragam dalam mengembangkan pelajaran PAI,
seperti pada materi hafalan-hafalan Al-Qur'an dan Hadits, kisah-kisah Nabi dan
sahabat dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad, Media
Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011
Yudi, Munadi, Media Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru Alat Audio dan Visual
Untuk Mengajar, Jakarta: Gaung presada press, 2008
[1] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011,
hlm.3-4
[2] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.91-92
[3] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.107-113
[4] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.113
[5] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.119-121
[6] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.122-125
[7] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.125-126
[8] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, , hlm.135
[9] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, , hlm.137
[10] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, hlm.141-147
[11] Yudi, Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru Alat
Audio dan Visual Untuk Mengajar,
Jakarta: Gaung presada press, 2008, hlm. 90
[12] Yudi, Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru Alat
Audio dan Visual Untuk Mengajar,
hlm.