♠ Posted by IMM Tarbiyah in Teori Pendidikan at 20.34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah proses dimana
potensi-potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya
dapat disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik oleh alat (media) yang
disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain
atau dirinya sendiri guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Pendidikan merupakan
hubungan antar pribadi pendidik dengan yang dididik yang terjadi dalam
pergaulan. Karena dalam pergaulan terjadi kontak atau hubungan yang pada
akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan atas rasa tanggung jawab demi
kepentingan dan keselamatan peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan sebagai
bagian integral dalam pembangunan harus memiliki mutu pendidikan yang baik.
Mutu pendidikan adalah gambaran atau karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menentukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan
atau yang tersirat. Adapun dalam konteks pendidikan, bahwa mutu pendidikan itu
mencakup input, proses, dan output pendidikan. Dalam proses kependidikan,
manusia harus dipandang sebagai objek sekaligus sebagai subjek kependidikan.
Dengan kata lain, manusia didik sebagai
makhluk yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di bawah
bimbingan pendidik menuju ke arah titik optimal pertumbuhan dan
perkembangannya, harus ditempatkan pada posisi tidak hanya sebagai objek
pekerjaan mendidik, namun dalam waktu yang bersamaan harus ditempatkan juga
sebagai subjek pendidikan. Sehingga, aktivitas dalan proses pendidikan bukan
terfokuskan kepada peserta didik, tetapi justru harus memposisikan peserta
didik secara aktif dalam suatu situasi dan kondisi yang kondusif untuk mengembangkan
potensi diri. Selain itu, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia di era persaingan global yang sangat
ketat. Karena, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa
perubahan di semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai masalah yang muncul
dapat diselesaikan dengan cara seseorang tersebut dapat menguasai dam memahami
adanya ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan
Masalah
- Apakah pengertian input pendidikan?
- Apakah pengertian proses pendidikan?
- Apakah pengertian output pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Input
Pendidikan
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus ada
dan tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Segala
sesuatu yang dimaksud adalah berupa sumberdaya, perangkat-perangkat lunak serta
harapan-harapan sebagai alat dan pemandu bagi berlangsungnya proses.[1]
1.
Input sumber
daya terbagi menjadi dua, antara lain:
a.
Input sumber
daya manusia, meliputi: kepala sekolah, guru (termasuk guru BP), karyawan, dan
siswa.
b.
Input
sumberdaya non manusia, meliputi: peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan lain-lain.
2.
Input
perangkat lunak yaitu yang meliputi: struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana pendidikan, program pendidikan,
dan lain-lain.
3.
Input
harapan-harapan yang berupa: visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin
dicapai oleh sekolah tersebut semakin tinggi tingkat kesiapan input, maka
semaki tinggi pula mutu input tersebut.
Dari pembagian berbagai macam jenis-jenis input di
atas, sudah jelas bahwa tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari kesiapan
tingkat input itu sendiri.
Adapun karakteristik dari input pendidikan antara lain
sebagai berikut:
1.
Memiliki kebijakan mutu
- Tujuan sekolah jelas tentang kebijakan
mutu
- Kebijakan
mutu disusun oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada warga sekolah
- Pemikiran,
tindakan, kebiasaan, karakter diwarnai kebijakan mutu.
2. Sumberdaya manusia disiapkan untuk berkualitas
- Sumberdaya manusia disiapkan untuk berkualitas
- Dana,
peralatan, perlengkapan, bahan, sisten, organisasi, masyarakat.
- Mampu mendayagunakan sumberdaya terbatas derni mutu.
3. Memiliki harapanprestasi
yang tinggi
- Memiliki dorongan prestasi anak didik dan sekolah
yang tinggi
- Kepala sekolah memiliki komitmen dan motivasi tinggi untuk mutu
- Guru & karyawan memiliki komitmen dan motivasi tinggi untuk mutu anak didiknya,
walau sumber daya sekolah terbatas.
4. Fokus pada pelanggan
- Pelanggan,
terutarna peserta didik sebagai focus kegiatan sekolah
- Pemuasan pelanggan dengan mendaya gunakan sumberdaya maksimal
5. Manajemen
yang tertata dan jelas
- Rencana sistematis dan rinci
- Tugas jelas
- Program
pendukung rencana
- Aturan
main yang pasti
- Kendali mutu yang
berjalan efektif dan efisien
B. Proses
Pendidikan
Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain.[2] Sesuatu
yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan
sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di
tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses dalam pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses
belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi. Dengan catatan bahwa
proses belajar mengajar memiliki timgkat kepentingan tertinggi dibanding dengan
proses-proses lainnya.
Proses akan dikatakan memiliki mutu yang tinggi
apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input (guru, siswa,
kurikulum, uang, peralatan, dan lain-lain) dilakukan secara harmonis, sehingga
mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning),mampu mendorong motivasi dan minat belajar,
dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mempunyai
arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan
oleh gurunya, namun pengetahuan yang mereka dapatkan tersebut juga telah
menjadi muatan nurani peserta didik yaitu mereka mampu menghayati, mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting peserta didik tersebut mampu
belajar secara terus menerus atau mampu mengembangkan dirinya.
Dalam proses pendidikan, mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Keefektifan proses
belajar mengajar
-
Internalisasi apa yang
dipelajari
-
Mampu belajar cara belajar yang baik
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat
-
Kepala sekolah memiliki kelebihan dan wibawa
(pengaruh)
-
Kepala sekolah harus mengkoordinasi,
menggerakkan, menyerasikan sumberdaya
-
Prakarsa kreatif
3. Manajemen yang efektif
-
Analisis kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, kinerja, pengembangan, hubungankerja,
imbaljasaproporsional.
4. Memiliki budaya mutu
-
Informasi kualitas untuk perbaikan,
bukan untuk mengontrol
-
Kewenangan sebatas tanggungjawab
-
Hasil diikuti rewards atau punishment
-
Kolaborasi dan sinergi,
bukan persaingan sebagai dasar kerjasama
-
Warga sekolah merasa aman dan nyaman bekerja
-
Suasana keadilan
-
Imbal jasa sepadan dengan nilai pekerjaan
5. Memiiiki Teamwork kompak, cerdas, dinainis
-
Output
pendidikan hasil kolektif,
bukan hasil
individual
6. Memiliki kemandirian
-
Sekolah memiliki kewenangan melakukan
yang terbaik bagi sekolahnya
-
Memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tanpa bergantung atasan
-
Memiliki sumber daya yang
cukup
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
-
Partisipasi
rasa memiliki, rasa tanggungjawab, tingkat dedikasi
8. Memiliki keterbukaan manajemen
-
Keterbukaan pembuatan keputusan,
penggunaan uang, penyusunan program,
pelaksanaan, danevaluasi program
9. Memiliki kemauan untuk berubah
(psikologis dan fisik)
-
Perubahan adalah kenikmatan,
kemapanan adalah musuh sekolah
-
Perubahan terkaitan dengan peningkatan lebih baik,
terutama utuk anak
10. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
-
Evaluasi tidak hanya untuk mengetahui daya serap, tetapi bagairnana memperbaiki dan meningkatkan
PBM di sekolah.
-
Evaluasi
program sekolah secara kontinyu
-
Tiada hari tanpa perbaikan
-
Sistem mutu baku sebagai acuan perbaikan
11. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
-
Tanggap terhadap aspirasi peningkatan mutu
-
Membaca lingkungan dan menanggapi cepat dan tepat
12. Sekolah memiliki akuntabilitas
-
Pertanggungjawaban sekolah terhadap:
orang tua, masyarakat, siswa, pemerintah.
13. Memiliki Sustainabilitas
-
Peningkatan
SDM, diversifikasi sumber dana,
swadana, dukungan masyarakat
yang tinggi.
C. Output pendidikan
Output
pendidikan adalah kinerja sekolah. Sedangkan kinerja sekolah itu sendiri adalah
prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja
sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktifitasnya,
efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.[3]
Kualitas
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukan kemampuannya dalam memuasakan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat. Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran
(kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai. Produktifitas adalah hasil
perbandingan antara output dan input. Baik output dan input adalah dalam bentuk
kuantitas. Kuantitas input berupa tenaga kerja, modal, bahan, dan energi.
Sedangkan kuantitas output berupa jumlah barang atau jasa yang tergantung pada
jenis pekerjannya. Output sekolah dapat dikatakan berkualitas dan bermutu
tinggi apabila prestasi pencapaian siswa menunjukan pencapaian yang tinggi
dalam bidang:
1. Prestasi
akademik, berupa nilai ujian semester, ujian nasional, karya ilmiah, dan lomba
akademik.
2. Prestasi
non akademik, berupa kualitas iman dan takwa, kejujuran, kesopanan, olahraga,
kesenian, keterampilan, dan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan
yang saling berhubungan (proses) seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
umum, yang dimaksud dengan mutu adalah gambarab dan karakteristik menyeluruh
dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang ditentukan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, mutu pendidikan
mencakup input, proses, dan output pendidikan.
·
Input pendidikian adalah segala
sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. sesuatu
yang dimaksud adalah berupa sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya, perangkat
lunak, dan harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses.
·
Proses pendidikan adalah
berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh bagi
berlangsungnya proses disebut input, dan sesuatu dari hasil proses disebut
output. Proses dapat dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan
penyerasian serta pemaduan input sekolah dilakukan secara harmonis, sehingga
mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. Dalam pendidikan,
proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan
kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses
monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki
tingkat kepentingan tinggi dibanding proses-proses yang lain.
·
Output pendidikan adalah kinerja
sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah tersebut.
Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya,
produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan
moral kerjanya.
- Saran
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, namun semoga dengan
membaca makalah ini, pembaca dapat mengambil manfaatnya. Semoga kita menjadi
lebih memperhatikan kualitas dan mutu pendidikan dan mampu menyikapi dan
menanggapi perkembangan pendidikan seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknlogi.
DAFTAR PUSTAKA
-
Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Rosdakarya.
-
Dikmenum,
1999, Peningkatan Mutu Pendidikan
Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Jakarta:Depdikbud.
-
Semiawan,Conny R, dan
Soedijarto,1991, Mencari
Strategi:Strategi Pendidikan Nasional Manajemen Abad XXI,
Jakarta:PT.Grasindo.
[1]Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah
:Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Jakarta:Depdikbud,hlm.108