LAPORAN OBSERVASI DI CANDI PRAMBANAN DAN KRATON YOGYAKARTA

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 05.59

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang karena rahmat dan nikmatnya telah memperkenankan penulis menyelesaikan laporan observasi di Yogyakarta. Dan tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Konsep dasar IPS sekaligus sebagai dosen pembimbing kegiatan observasi ke Yogyakarta yaitu Hj. Tutuk Ningsih, S. Ag.  M. Pd yang telah membimbing kami dalam menuntut ilmu khususnya mata kuliah Konsep dasar IPS. Selain itu penulis juga berterimakasih kepada keluarga yang telah memberikan Do’a dan dukungannya serta semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat tersusun.
Laporan ini disusun dan diitulis guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Konsep Dasar IPS khususnya dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya. Observasi ke daerah Yogyakarta khususnya ke Candi Prambanan dan Kraton Yogyakarta yang dilaksanakan pada hari minggu tanggal 1 Desember 2010 dilaksanakan guna menambah wawasan mahasiswa PGMI sebagai calon guru, sehingga Laporan ini perlu ditulis untuk menilai sejauh mana penulis mengetahui dan memahami tentang Obyek Wisata yang telah dikunjungi dan sejauh mana pengetahuan yang diketahui oleh penulis.
Laporan ini tentu saja masih banyak kekurangan, karena penulis masih dalam proses belajar sehingga tidak lepas dari salah. Oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran kepada pembaca. Dan penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuannya.



DAFTAR ISI

1.      HALAMAN JUDUL.............................................................1
2.      KATA PENGANTAR.............................................................2
3.      DAFTAR ISI......................................................................3
4.      PENDAHULUAN
a.   Latar Belakang Masalah..........................................4
b.   Rumusan Masalah...................................................4
c.    Tujuan.....................................................................4
d.   Manfaat..................................................................5

5.      PEMBAHASAN
a.   Candi Prambanan...................................................6
b.   Kraton Yogyakarta..................................................9

6.      DOKUMENTASI
a.      Dokumen di Candi Prambanan.............................15
b.      Dokumen di Kraton...............................................17
7.      PENUTUP.................................................................20









PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Untuk menperoleh dan menjadikan murid yang berkualitas diperlukan seorang guru yang berkualitas dan profesional. Tapi seperti yang telah kita ketahui bersama sekarang banyak guru yang tidak atau kurang  berkualitas. Hal tersebut dikarenakan banyak seorang guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya dan ketika saat menempuh pendidikan untuk menjadi seorang guru, kebanyakan dari mereka hanya menempuh belajar di sekolah saja dan mereka mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis saja. Padahal untu menjadi seorang guru diperlukan wawasan dan pengetahuan yang luas, untuk itulah diadakan Observasi ke Yogyakarta khususnya di Candi Prambanan dan kraton Yogyakarta.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas ,dalam laporan observasi ini maka penulis akan sedikit membahas mengenai:
“ Hal-hal apa saja yang telah diperoleh dan sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh penulis, setelah observasi ke candi prambanan dan kraton Yogyakarta?”

C.     Tujuan
Observasi yang dilakukan ke candi prambanan dan kraton ini  bertujuan untuk:
1.      Supaya mahasiswa PGMI dapat membuktikan materi-materi IPS yang sudah dipelajari di bangku kuliah secara teoritis
2.      Mengetahui daerah Yogyakarta yang berhubungan dengan materi IPS
3.      Mahasiswa PGMI mendapat pengetahuan dan wawasan tentang sejarah

D.    Manfaat
Manfaat Observasi ke Yogyakarta khususnya bagi mahasiswa PGMI antara lain:
1.      Mahasiswa PGMI dapat belajar dan mempelajari sejarah secara langsung
2.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi IPS dan obyek wisata yang bersangkutan dengan IPS
3.      Merupakan bekal mahasiswa sebagai calon Guru, khususnya guru MI . Sehingga saat sudah menjadi guru dapat menceritakan dan mencontohkan secara nyata.

 

PEMBAHASAN

A.     Candi Prambanan
Candi prambanan sering juga disebut candi  Loro Jonggrangyang terletak persis di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Cndi ini dinamakan Prambanan karena trletak di daerah prambanan. Dan nama loro jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis jangkung putri prabu boko.
Candi prambanan adalah kelompok percandian hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinsti Sanjaya pada abad IX. Ditemukan nama pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh rakai pikatan yang kemudian diselesikan oleh Rakai Balitung berdasarkan Prasasti berngka tahun 856 M.
Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas( latar pusat) yang semakin ke arah dalam makin tinggi letaknya. Di dalam latar tengahterdapat reruntuhan candi-candi perwara. Dan jika seluruhnya telah seleai dipugar, maka akan ada 224 buah candi yang ukurannya semua sama yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter. Latar pusat adalah latar terpenting diatasnya berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Deret kedu yaitu Candi Nandi , Candi Angsa dn Candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi trsebut terdapat candi apit. Delapan candi linnya lebih kecil. Empat antaranya Candi Kelir dan empat candi lainnya disbut candi sudut. Secara keseluruhan terdiri atas 240 Candi.
Macam-macam candi disekitar Prambanan yaitu:
1.      Candi Siwa
Dinamakan Candi Siwa karena di dalamnya terdapat Arca SIWA MAHADEWA yang merupkan arca terbesar. Candi dengan luas dasar 34 meter persegi dan tinggi 47 meter adalah terbesr dan terpenting.
Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secaravertikal kaki, tubuh dan kepala/atap, kaki candi menggambarkan “duni bawah” tempat manusia yang diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “ dunia tengah” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan ”dunia atas” tempat para dewa. Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan makhluk surgawi yang menggambarkan Gunung mahameru tempat para dewa. Percandian prambanan merupakan replika gunung itu terbukti dangan adanya arca-arca dewa loka pala yang terpahat pada kaki candi siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan keempat  arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Dikanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap keempat arah mata angin.
Kamar terdepan kosong, sedang ketiga kamar lainnya masing-masing berisi arca-arca : Siwa Mahaguru, ganesa dan Durga. Dasar kaki Candi ikelilingi selasar yang dibatasi oleh pagar langkan.pada dinding langkan sebelah dalamterdapat relief cerita ramayana yang dapat diikuti dengan cara “pradasina”(berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “kinari-kinari” (makhluk bertubuh burung berkepala manusia), “kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasng mitologi) dan makhluk surgawi lainnya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek masing-masing dihiasi sejumlah “ratna” dan puncaknya terdapat “ratna” terbesar.
2.      Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruang berdirilah arca Brahma berkepala 4 dan berlengan 4. Salah satu tangannya memegang tasbih dn yang satunya memegang “kamandalu” tempat air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci weda masing-masing menghadap keempat arah mata angin.
Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada candi siwa hingga tamat.
3.      Candi Wisnu
Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan 4 yang memegang gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (baladewa) kakaknya.
4.      Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Didalamnya satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang kira-kira 2 meter. Disudut belakangnya ada arca Dewa Candra. Candi ini sudah runtuh.
5.      Candi Angsa
Luas dasarnya 13 meter persegi dan tingginya 2 meter. Candi ini memiliki satu ruangan yang tak berisi apapun.
6.      Candi Garuda
Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi Angsa. Didalamnya hanya terdapat satu rungan yang berisi arca kecil yang berwujud seekor naga.
7.      Candi Apit
Luas dasarnya 6 meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangan kosong diperkirakan untuk tempat semedi.
8.      Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga. Fungsinya sebagai penolak bala.
9.      Candi Sudut
Ukuran candi-candi ini sama dengan candi kelir.
Candi-candi lain disekitar Prambanan antara lain:
1)    Candi lumbung, Bubrah dan Sewu
Ketiga candi budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi Sewu yang masih bisa dinikmati keindahannya.
2)    Candi Plaosan
Letaknya kira-kira 1 km ke arah timur dari candi sewu. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 Masehi oleh rakai pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya.
3)    Candi Sojiwan
Letak candi ini kira-kira 2 km ke arah tenggara dari cndi prambanan. Pada kaki candi terdapat relief cerita binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat.
4)    Candi Boko
Letaknya kira-kira 3 km ke arah selatan dari percandian prambanan. Bangunan ini sangat unik, berbeda dengan bangunan-bangunan sesamanya dan lebih mengesankan sebuah kraton(istana)



5)    Candi Banyunibo
Candi ini terletak kira-kira 200 meter dari Candi Boko ke arah tenggara. Berdiri diatas sebuah lembah. Candi ini didirikan pada abad 9 Masehi.
6)    Candi Sari
Sari berarti indah atau cantik. Sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian ia dinmakan demikian. Puncak atapnya berhiaskan 9 stupa yang sama terbangun dan tersusun dalam 3 deret. Di bawah masing-masing stupa terdapat rungan-ruangan bertingkat 2 yang digunakan sebagai tempat tinggal. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding lurnya.
7)    Candi Kalasan
Merupakan Peninggalan agama Budha tertu di daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh pangkaran, raja kedua kerajaan mataram kuno pada abad ke-8 Masehi sebagai persembahan kepada dewi tara.
8)    Candi Sambisari
Letaknya kurang lebih 5,5 km dari percandian prambanan ke arah barat.  Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi perwara yang tidak bertubuh maupun berkaki.
B.     Kraton Yogyakarta
Komplek kraton terletak membentang diantara sungai Code dan sungai Winaga, dari utara ke selatan, dari tugu sampai krapyak. Dan karton Yogyakarta terdiri atas 7 halaman, satu dengan yang yang lainnya dihubungkan dengan sebuah pintu gerbang yang disebut Regol.
Halaman-halaman keraton tersebut yaitu:
                                I.            Sitihinggil Utara dan kompleks pagelaran
                             II.            Kemandungan Utara, melalui pintu gerbang Brojonolo
                           III.            Sri Manganti, melalui gerbang Sri Manganti
                          IV.            Pelataran kedaton, melalui gerbang Dono Pertapa
                             V.            Kemagangan, mellui gerbang Kemagangan
                          VI.            Kemandungan selatan, melalui gerbang gadung melati
                        VII.            Sitihinggil Selatan, melalui gerbang Kemandungan

Sesungguhnya keraton Yogyakarta mempunyai arsitektur sedemikian rupa, membujur sedemikian panjang, jumlah jalan keluar masuk ada 9 buah, 5 buah jalan bertemu di Alun-alun selatan, kalau ada pohon yang mati diganti dengan pohon semacam itu juga, menunjukkan kepada kiti segala sesuatu didalamnya mengandunh arti dan maksud tertentu. Arsitertur dan bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnya pun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam didalamnya bukan sembarang pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kapada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan yang Maha ESA, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hsri dan lain-lain. Arsitektur bangunan Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I sendiri.
Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun jawa 1682, diperingati dengan sebuah Condrosengkolo Memet dipintu gerbang Kemagangan dan dipintu gerbang Gadung Melati,berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Disebelah luar pintu gerbang itu, diatas tebing tembok kanan kiri ada hiasan juga terdiri dari dua ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri.
Luas keraton Yogyakarta adalah 14.000 meter persegi, didalanya terdapat banyak bangunan-bangunan, halaman-halaman, lapangan-lapangan. Dari halaman keraton keutara :
1.    Kedaton atau Prabayaksa
2.    Bangsal Kencana
3.    Regol Danapratapa ( Pintu gerbang )
4.    Sri Manganti
5.    Regol Sri Manganti ( Pintu gerbang )
6.    Bangsal Poncowati ( dengan halaman Kemandungan )
7.    Regol Brajanala(pintu gerbang)
8.    Siti Inggil
9.    Tarub Agung
10.     Pagelaran(tiangnya berjumlah 64)
11.     Alun-alun Utara( dihias dengan pohon beringin 62 batang)
12.     Pasar ( Beringharja )
13.     Kepatihan
14.     Tugu 
Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun jawa, atau 64 tahun Masehi. Dari halaman keraton pergi ke selatan terdapat :
15.               Regol Kemagangan ( Pintu gerbang )
16.               Bangsal Kemagangan
17.               Regol Gadung Melati ( Pintu gerbang )
18.               Bangsal Kemandungan
19.               Regol Kemandungan ( Pintu gerbang )
20.               Sitihinggil
21.               Alun-alun Selatan
22.               Krapyak
Ditengah-tengah halaman Kemandungan Kidul berdirilah sebuah bangsal, namanya bangsal Kemandungan. Bangsal ini bekas Pesanggrahan Sri Sultan H. B. I.
Komplek Keraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, benteng namannya. Panjangnya 1 km, berbentuk 4 persegi, tingginya 3,5 m, lebarnya 3-4 m. Dibeberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi.
Lima buah pelengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan komplek kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu ialah :

1.    Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan disebelah timur laut,
2.    Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem disebelah barat,
3.    Plengkung Joyoboyo atau Plengkung Taman-Sari disebelah barat,
4.    Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading disebelah selatan,
5.    Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan disebelah timur.
                 Di muka tiap-tiap plengkung ada jembatan yang menghubungkan daerah-daerah kraton dengan daerah luar. Kalau ada bahaya, maka jembatan-jembatan itu dapat ditarik keatas, menutup jalan masuk ke daerah dalam bateng. Sementara itu pintu-pintu plengkung ditutup rapi
                 Plengkung-plengkung itu ditutup pada jam 8 malam dibuka kembali pada jam 5 pagi dengan tanda bunyi gendering dan trompet dari prajurit-prajurit di Kemagangan.
                 Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya,Plengkung ini menggambarkan batas tingkahnya masih nengsemaken (pohon asem) apa lagi suka menghias diri (nata sinom). Sinom adalah daun asem yang masih muda, sangat menarik, tetapi berarti juga rambut halus-halus di dahi pemudi. Sinom itu selalu dipelihara dengan cermat oleh pemudi-pemudi,  karena dapat menambah kecantikannya.
                 Di sitihinggil, di tengah-tengah dahulu ada pendoponya dan di tengah-tengah lantai ada selo-gilanya. Tempat singgasana sri sultan. Kanan kiri tempatduduk kerabat kratin dan abdi dalem lain-lainnya, pria wanita berkumpul menghormati sri Sultan. Dan secara keseluruhan kraton Yogyakarta sangat indah , menarik dan unik dengan arsitek dan adat jawanya.
Arti simbolik dari kraton sebagai perjalanan hidup manusia:
Ø      Krapyak
Gambaran dari tempat asal roh-roh
Ø      Plengkung Gading atau Nirbaya
Plengkung ini menggambarkan batas periode sang anak mengijak dari masa kanak-kanak ke masa pra puber
Ø      Alun-alun selatan
Disini terdapat dua pohon beringin bernama “Wok”. Pohon ini menggambarkan bagian badan kita yang rahasia sekali, maka dari itu diberi pagar batu bata.
Siti Hinggil
Menggambarkan rasa pemuda-pemudi yang sedang dirindu cinta asmara.
Ø      Di Siti Hinggil
Menggambarkan pemuda-pemudi duduk bersanding di kursi temanten.
Ø      Halaman Kamandungan
Pohon yang ditanam disini ialah pohon kepel, pelem, cengkir gading, jambu dersono. Ini menggambarkan benih dalam kandungan sang ibu.
Ø      Kemagangan
Menggambarkan sang bayi telah lahir dengan selamat menjadi magang (calon) manusia.
Fungsi kraton Yogyakarta:
  1. Tempat tinggal raja dan keluarganya
  2. Pusat pemerintahan
  3. Pusat kebudayaan dan pengembangannya
  4. Pada jaman kamerdekaan, di buka untuk kepentingan umum
  5. Merupakan museum perjuangan bangsa
Lambang-lambang kerajaan:
  1. Banyak atau Angsa adalah simbol kesucian dan kewaspadaan;
  2. Dhalang atau Kijang adalah simbol kegesitan dan kebijaksanaan;
  3. Sawung atau Ayam jantan adalah simbol keberanian;
  4. Galing atau Merak adalah simbol kewibawaan;
  5. Hardawalika atau Naga di dalam mitologi jawa adalah penyangga atau pembawa dunia. Artinya Raja adalah pembawa atau penyangga segala tanggungjawab;
  6. Kacu mas atau saputangan emas adalah simbol dari penghapus segala kotoran, baik jasmaniah, rohaniah di dalam pemerintahan maupun ketatanegaraan da sebagainya;
  7. Kutuk atau Kotak merupakan simbol dari daya pemikat atau penarik;
  8. Kandhil atau Lentera merupakan simbol dari penerangan di hati rakyat;
Raja-raja Kasultanan Yogyakarta:
  1. Sri Sultan Hamengku Buwono I ( Bendara Raden Mas Sujono)
  2. Sri Sultan Hamengku Buwono II (Gusti Raden Mas Sundoro)
  3. Sri Sultan Hamengku Buwono III (Gusti Raden Mas Surojo)
  4. Sri Sultan Hamengku Buwono IV (Gusti Raden Mas Ibnu Jarot)
  5. Sri Sultan Hamengku Buwono V (Gusti Raden Mas Gathot Menol)
  6. Sri Sultan Hamengku Buwono VI (Gusti Raden Mas Mustojo)
  7. Sri Sultan Hamengku Buwono VII (Gusti Raden Mas Murtejo)
  8. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII ( Gusti Raden Mas Sudaji)
  9. Sri Sultan Hamengku Buwono IX (Gusti Raden Mas Darojatun)
  10. Sri Sultan Hamengku buwono X (Bendara Raden Mas Herjuno Darpito)
Upacara-upacara di Kasultanan Yogyakarta
Sekaten
             Perayaan sekaten yang diselenggarakan di Kraton Yogyakarta berlangsung dari tanggal 5 hingga 11 Mulud (Rabiul awal).Acara ini diawali dengan dibunyikan dua perangkat gamelan yang bernama KYAI GUNTUR MADU (dari Demak) dan KYAI NAGAWILAGA (ciptaan Sri Sultan HB I) di Bangsal Ponconiti, disertai pemberian sedekah dari Sultan berpa Udhik-udhik. Inti dari perayaan ini berupa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 11 Mulud malam di serambi Masji Agung, dengan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW, oleh Abdidalem penghulu Kraton di hadapan sultan. Acara ini bersifat resmi.
Upacara Grebeg
            Adalah upacara adat di Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun untuk memperingati hari besar islam. Pelaksanaan upacara tersebut bertepatan dengan hari-hari besar islam seperti: Grebeg Syawal, Grebeg besar (Idul adha), Grebeg maulid.
Upacara Labuhan
            Adalah upacara melempar sesaji dan benda-benda kraton ke laut, untuk dipersembahkan kepada penguasa laut selatan atau Kanjeng Ratu Kidul, dengan maksud sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta, atas segala kemurahan yang telah diberikan kepada seluruh pimpinan dan rakyat Yogyakarta, serta berharap semoga Kraton Mataram Yogyakarta tetap lestari dan rakyat selalu dapat hidup damai sejahtera.   


PENUTUP

Kegiatan observasi yang dilaksanakan pada hari minggu pada tanggal 1 Desember 2010 ke Yogyakarta tepatnya di Candi Prambanan dan Kraton Yogyakarta itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa PGMI yang notabene akan menjadi guru SD atau MI. Yang anak-anaknya masih memiliki pola pikir yang sederhana sehingga membutuhkan pembuktian dan contoh serta cerita yang nyata. Dan dengan observasi ke Yogyakarta tersebut mahasisswa mendapat pengetahuan dan wawasan sertapengalaman secara nyata sehingga dapat menjadi bekalnya kelak dalam mendidik peserta didiknya.
Kegiatan Observasi ke Yogyakarta tersebut juga mempunyai fungsi ganda selain dapat menambah pengetahuan dan mahasiswa tentang materi yang berkaitan dengan IPS mahasiswa juga mendapat hiburan dari objek wisata yang dikunjungi . jadi dapat dikatakan sekali seperti sekali dayung satu dua pulau terlampaui.