♠ Posted by IMM Tarbiyah in Kuliah Umum at 17.59
|
A. Hubungan Dan Keterkaitan Antara Kedelapan Aspek Perkembangan
Manusia
Dalam pembahasan perkembangan manusia banyak
aspek-aspek yang mempengaruhi dan menunjang
perkembangannya. Ada 8 aspek perkembanagan manusia di antaranya;
perkembangan fisik (kinestetik), perkembangan intelegensi, perkembangan emosi, perkembangan bahasa, perkembangan
sosial, perkembangan kepribadian, perkembangan moral, dan perkembangan beragama.[1] Kedelapan
aspek perkembangan tersebut memiliki keterkaitan dan hubungan yang saling
mempengaruhi apabila salah satu atau beberapa aspek-aspek itu tidak dimiliki
manusia maka hasilnya kurang maksimal.
Kenapa bisa terjadi???? Kita akan
uraikan bagaimana hubungan antara kedelapan aspek itu. Pada perkembangan
bahasa, aspek kesehatan menjadi faktor yaqng sangat mempengaruhi bahasa anak, terutama usia awal
kehidupannya. Apabila tidak dijaga dengan makan makanan bergizi dan berolahraga
maka akan cepat sakit. Hal ini menunjukan bahwa berolahraga atau gerakan fisik
lainnya mempengaruhi perkembangan bahasa. Selain itu, faktor intelegensi juga
menjadi penunjang jika anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya
mempunyai intelegensi normal atau di atas normal. Hurlock mengemukakan hasil
studi mengenai anak yang mengalami
kelambatan mental, yaitu bahwa sepertiga di antara mereka yang dapat berbicara
secara normal dan anak yang berada pada tingkat intelektual paling rendah ,
mereka sangat miskin berbahasanya.[2]
Pada perkembangan kepribadian,
faktor-faktor yang mempengaruhi di antaranya faktor fisik, intelegensi, moral, emosi dan sosial. Pada
faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur
tubuh, kecantikan, kesehatan, keutuhan tubuh, dan keberfungsian organ tubuh. Begitu
juga intelegensi individu yang tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan
atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. [3]Dalam
membentuk kepribadian yang berkarakter bagi diri sendiri maupun orang lain, di
mana kepribadian dapat dibentuk melalui faktor moral yang dimilikinya, seperti:
keteladanan, identifikasi/imitasi, dan
proses coba-coba.[4]
Pada aspek emosi , individu yang dapat mengontrol diri akan merasa nyaman
dengan emosinya dalam menghadapi berbagai situasi frustasi, depresi, atau
stress secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak).[5]Faktor
lingkungan sosial budaya juga memberi peran bersahabat dengan orang lain.[6]
Begitu pula dalam masalah beragama,
pastinya juga memiliki banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan
agama, mulai dari faktor internal maupun eksternal.[7]
Faktor internal meliputi kepribadian, moral, fisik, emosi, intelegensi,
dan bahasa,sedangkan faktor eksternal
meliputi sosial, intelegensi, dan bahasa. Semua komponen tersebut menjadi satu
kesatuan yang sempurna jika elemen-elemen itu berperan dengan maksimal. Sebagai
contohnya jika kita sudah beragama kuat dan mantap, tapi moral kita masih
menyalahi norma-norma yang telah di akui masyarakat sebagai hal benar, maka secara sosial kita
belum diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu sebaliknya apabila kita
memiliki moral yang baik pada diri sendiri maupun masyarakat, tetapi layaknya
manusia beragama kita belum bisa bersikap seperti apa yang telah diajarka oleh
agama kita masing-masing.
Selain itu, masih ada juga kaitan
perkembangan emosi dengan faktor-faktor lain. Antara lain faktor intelektual/
intelegensi, faktor sosial, faktor
moral, faktor keberagamaan dan lain
sebagainya. Perasaan intelegensi mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup
kebenaran yang diwujudkan dalam bentuk
rasa yakin dan tidak yakin, rasa puas, dan rasa gembira. Perasaan sosial menyangkut hubungan dengan
orang lain, baik bersifat perorangan atau kelompok. Wujud rasa ini seperti;
rasa solidaritas, persaudaraan, simpati, kasih sayang dan sebagainya. Perasaan
moral berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk. Contohnya, rasa
tanggungjawab, rasa bersalah apabila melanggar norma, rasa tentram dalam menaati
norma. Sedangkan perasaan keagamaan menyangkut hubungan manusia dengan tuhan dimana
posisi manusia benar-benar mengetahui tuhannya baik dengan cara beribadah dan
menjalankan ajaran-ajaranNya.[8]
Begitu juga tak kalah pentingnya
aspek sosial dalam perkembangan manusia khususnya pada kehidupan
sehari-harinya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya, baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa, atau teman sebayanya.
Apabila lingkungan sosialnya memfasilitasi atau memberi peluang terhadap
perkembangan anak secara positif, maka anak akan mendapat perkembangan sosial
secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti
perlakuan kasar orangtua yang sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberi
bimbingan, teladan, pengajaran, atau pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan
norma-norma, baik agama maupun tatakrama atau budi pekerti.[9]
Secara tidak langsung factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
sangat banyak terutama lingkungan keluarga dan masyarakat. Maka faktor
pembangun moral, emosi, agama dan lainnya memberi kontribusi besar yang akan
berdampak langsung tergantung pengaruh positif atau negatif yang didapatkan
anak tersebut.
B.
Salah Satu Aspek Yang Paling Dominan.
Dari beberapa uraian yang telah
dijelaskan diatas bahwa, semua aspek perkembangan manusia antara yang satu
dengan yang lain memiliki hubungan dan keterkaitan yang signifikan. Kedelapan
aspek tersebut apabila hilang salah satunya maka perkembangan anak menjadi
kurang sempurna. Terapi tidak bida dipungkiri juga bahwa ada salah satu aspek
yang paling dominan atau menonjol dalam mempengaruhi perkembangannya, walaupun
kedelapan aspek tersebut berpengaruh juga.
Menurut kami pribadi, aspek yang
paling dominan yaitu terletak pada aspek Kepribadian seseorang. Kenapa bias
demikian???? Secara keseluruhan sudah
dijelaskan oleh penulis bahwa dalam kepribadian diri seseorang sudah memuat
semua aspek-aspek lain, dimana control dan penjagaan sebagian besar dipegang
oleh diri sendiri. Sedangkan aspek-aspek di luar diri bisa dikendalikan jika
aspek kepribadian sudah benar-benar utuh sehingga mudah jika akan menerima aspek lainnya.
Misalnya, seseorang yang kepribadiannya matang dan berkarakter jika diajarkan
dengan nilai-nilai atau norma-norma, maka akan mudah terbentuk moral dan sifat
keberagamaan yang kokoh, dan sebagainya. Maka kesimpulannya yang bisa kita
tangkap dari uraian di atas bahwa semua aspek perkembangan akan berfungsi dan
mempengaruhi diri kita. Oleh karena itu idelnya kita bisa menumbuhkan dan
menciptakan kedelapan aspek-aspek tersebut untuk diaktualisasika dalam
kehidupan sehari-dari. Aaamiiiiiiiiin. Wallohu a’lam bishowab.
-Referensi
: Yusuf LN, Syamsu, "psikologi perkembangan
anak dan remaja",Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009.
[1] Yusuf LN, Syamsu, "psikologi
perkembangan anak dan remaja",Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009,
hlm.101-136