♠ Posted by IMM Tarbiyah in Teori Pendidikan at 10.04
Seorang guru
sebaiknya tidak meringkas belajar ekspresi hanya lewat penjelasan
belaka, tetapi ditengah-tengah jam pelajaran juga bisa menggambarkan
dengan metode yang lain. Terkait metode ini, seorang guru harus
mendahulukan penjelasan terlebih dahulu baru kemudian pemantapan pada
anak didik. Metode ini merupakan hukum tabiat (kepribadian watak)
yang lebih cepat terwujud (dalam keadaan apapun). Dalam suatu proses
pembelajaran, terkadang seseorang ada yang sudah dapat memahami
sesuatu hanya dengan bahasa cerita sebelum tahu bahasa tulisannya.
Oleh karena itu, memulai suatu proses pembelajaran dengan menggunakan
ilmu ekspresi yang jelas akan timbul tabiat metode ekspresi dan
selanjutnya adalah pemantapan.
Seorang siswa akan
merasa enggan ketika seorang guru langsung menggunakan metode
pemantapan, akan tetapi ketika guru menerangkan dengan ekspresi
menjadi tidak menjenuhkan. Yang jelas dalam hal ini seorang guru
harus bisa menghadirkan, memilih pemahaman jumlah-jumlah yang banyak
dan kalimat yang bisa dihitung dan siswa dapat menuliskan apa yang
dipelajarinya.
- Metode pengajaran ekspresi lisan
- Seorang guru mendekatkan pokok pikiran/ judul yang akan dipilih atau sebagian dari pilihan siswa diatas papan tulis
- Para siswa berdebat dengan beberapa pertanyaan untuk menjelaskan arah dari judul itu sendiri
- Para siswa berdebat dalam urutan asal
- Para siswa akan disuruh bercerita dalam setiap pelajaran dan guru akan menolong siswa yang bercerita dengan penjelasan
- Tidak masalah bagi seorang siswa yang bercerita kemudian terhenti dalam bercerita. Apabila ada kesalahan yang berulang-ulang maka siswa tersebut harus diberi solusi dengan cara-cara yang umum agar siswa tersebut dapat mengambil faedah untuk menyempurnakan waktu yang ada
- Setelah selesai dari berbagai kesalahan, seorang siswa dituntut untuk menceritakan judul satu per satu
Bagi para guru pada
periode madrasah agar membekali muridnya dengan sebagian ekspresi
yang terpilih karena itu merupakan bekal mereka untuk dapat
mengembangkan bahasa mereka sehingga siswa dapat berbicara dengan
fasih. Dan sebaiknya seorang guru membiarkan siswa menggunakan
bahasanya sendiri asal tidak mempengaruhi makna (menghasilkan makna
yang ambigu)
Seyogyanya jelas
untuk mengikutsertakan setiap kesalahan siswa berbicara dengan benar
dan lancar dalam mengekspresikan ceritanya. Tetapi kebanyakan siswa
merasa malu sehingga siswa menjadi diam karena mencari selamat dari
kesalahan didepan teman-temannya.
- Metode pengajaran ekspresi tulis
Pemilihan tema yang
disampaikan dari guru ke siswa sebagai unsur penguraian. Para siswa
akan bercerita lalu menulis. Kadang juga dapat memberikan
argumentasinya dalam tulisan.
Bagi guru kadang
menulisakn sebagian relaksi pada papan tulis kemudian menghapusnya.
Kadang tema baru dapat muncul dikelas maupun dirumah. Yang
selanjutnya dapat didiskusikan oleh siswa dan guru dapat membiarkan
mereka larut dalam diskusi dan menuliskan hasil diskusinya.
Urgensi dari metode
ini selesai pada tingkat awal dan tingkat persiapan yaitu
memspesifikasi ide dan penafsiran murid dan ketika murid telah
menetapkan dan mencoba menulis dalam tema-tema yang mereka diskusikan
dan perdebatkan secara langsung menjadikan siswa tau sesuatu untuk
ditulis.
Metode
koreksi ekspresi
- Koreksi dalam ekspresi lisan
Intervensi guru
harus ada untuk memperbaiki setiap kesalahan didalam ekspresi lisan
murid-muridnya.
- Koreksi dalam ekspresi tulisan
Kita harus mengakui
bahwa banyaknya buku-buku, kurangnya waktu dan terlalu padat serta
panjangnya kurikulum menjadi masalah yang dihadapi seorang guru
bahasa Arab. Sehingga guru bahasa Arab harus bekerja keras untuk
mebuat koreksi yang terbaik. Adalah suatu kesalahan ketika seorang
guru membayangkan siswanya dapat mengetahui bahwa ia dapat
memperbaiki semua kesalahan dalam pengekspresian itu sendiri.