AQIDAH ISLAMIYAH DAN KEPEDULIAN SOSIAL

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 10.03

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Namun kita dapat melihat pola hidup yang diterapkan orang Indonesia sendiri jauh seolah jauh dari ajaran Islam. Baik itu dalam berpakaian, berrtutur kata ataupun bertingkah laku. Kita dapat mengambil contoh misalnya adanya pesta dalam menyambut tahun masehi. Hampir disetiap kalangan dari anak muda sampai orang tua ketika tahun baru masehi tiba, kebanyakan dari mereka merayakannya dengan berfoya-foya, menghabiskan uang untuk membeli barang-barang ataupun pergi untuk bersenang-senang. Dari contoh tersebut kita bisa melihat betapa kurangnya kepedulian sosial dikalangan mereka yang mampu, terhadap mereka yang miskin. Meskipun mereka yang mampu katakanlah senantiasa taat membayar zakat dan pajak, perilaku berfoya-foya adalah kurangnya kepedulian sosial. Bukankah hidup secara berlebihan itudilarang dalam Islam dan tidak sesuai dengan aqidah yang diajarkan Islam?. Sebagai umat Muslim kita dianjurkan untuk selalu menjalin hubungandan untuk selalu peduli denagn sesamanya, tentunya itu sesuai dengan aqidah Islam sendiri.


  1. Rumusan Masalah
Dari makalah ini akan dibahas mengenai:
  1. Apa itu Aqidah Islam?
  2. Apa itu kepedulian sosial?
  3. Bagaimana Islam memeandang konsep sosial?
  4. Hubungan dan pengaruh aqidah Islam dalam kepedulian sosial?

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Aqidah Islam
Aqidah Islamiyah berarti kepercayaan yang mantap kepada Allah, para Maliakat-Nya, kitab sucu-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, qada yang baik dan yang buruk, serta seluruh muatan Al-Qur’an Al-karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah berupa pokok-pokok agama, perintah-perintah dan berita-beritanya, serta apa saja yang disepakati leh generasi salafush shalih (ijma), dan kepasrahan total kepada Allah Ta’ala dalam hal keputusan hokum, perintah, takdir maupun syara’, serta ketundukan kepada Rasulullah dengan car mematuhinya, menerima keputusan hukumnya dengan mengikutinya.
Aqidah Islamiyah secara umum adalah dasar atau keyakinan/keimanan kepada Allah dan Lainnya yang telah ditetapkan allah untuk hamba-Nya. Karena itulah Al-Qur’an sebagai kitab suci banayk mencakup pengertian, tuntunan, hal-hal yang harus kita imani, perbedaa sikap manusiadan cerita-cerita kaum yang diadzab oleh allah karena tidak beriman, dan melanggar ketentuan-Nya.
  1. Pengertian Kepedulian Sosial
Sosial dapat diartikan segala sesuatu yang mengenai masyarakat1. Kepedulian sosial dapat diartikanpeduli terhadap kepentingan umum. Kepedulian sosial ini merupakan salah satu bentuk proses sosial. Dimana proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbale balik antara perbagai segi kehidupan bersama2. Sehingga diharapkan dalam sebuah masyarakat tidak salin membedakan dan untuk saling tanggap terhadap orang lain melalui rasa kepedulian sosial tersebut.
  1. Konsep Sosial Menurut Pandangan Islam
  1. Menuju Ke Jalan Taqwa
Artinya: “yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Dalam ayat tersebut diatas, terdapat tiga buah sifat mulia yang merupak anjuran Allah dalam membina kehidupan sosial antara lain, menafkahkan sebagian harta diwaktu lapang dan sempit, menahan amarah dan memaafkan.3
  1. Mencapai Kebajikan Sempurna
Arrtinya: “Kamu sekali-kali tidak meraih kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu sukai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya tentang hal itu Allah maha mengetahui.”
Ini merupakan konsep kepedulian sosial lainnya yang dapat dilihat pada pribadi Rasul. Kepedulian sosoial sendiri dapat diwujudkan dalam berbagai hal yang salah satunya adalah dengan berbagi atau menafkahakan hartanya. Pada ayat ini dikemukakan kapan dan bagaimana sehingga nafkah seseorang dapat bermanfaat. Yakni, bahwa yang dinafkahkan hendaknya harta yang disukai dengan cara yang baik dan tujuan serta motivasi yang benar. Jangan khawatir merugi atau menyesal dengan pemberianmu yang tulus, karena apa saja yang kamu nafkahkan, baik itu dari yamg kamu sukai maupun ynag tidak kamu sukai, maka sesungguhnya tentang segala sesuatu yang menyangkut hal itu Allah maha mengetahui, dan Dia yang akan member ganjaran untuk kamu, baik di dunia maupun di akherat kelak.4
  1. Menciptakan Persatuan
Seperti yang tertulis dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang artinya “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hartamu) antara kedua saudara itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. Maksud ayat diatas tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk menciptakan persatuan diantara sesama muslim. Dan itu tidak mungkin tercipta tanpa ada keinginan untuk malakukan hal-hal seperti manyadari perbedaab adalah rahmat, perbedaa tidak menjadi masalah. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana cara menyikapi perbedaan tersebut, memaknai secara tersirat.
  1. Mengarah Kepada Keharmonisan
Sesungguhnya Islam adalah agama yang ini. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa ayat-ayat yang memberikan larangan untuk saling mengolok-olok, ayat-ayat yang saling menerapkan untuk saling menghormati antar sesama muslim serta perintahuntuk selalu peduli terhadap apa yang ada disekitar kita. Dengan menjaga toleransi sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, maka akan tercipta dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Selain itu ada juga konsep syukur. Menurut Ali Zainal Abidin As-Sajjad dalam dialognya dengan Hasan Basri tentang syukur dapat dijadikan pelajara berharga tentang konsep kepedulian sosial.
Ketika Imam Ali Zainal Abidin ditanya oleh Hasan Basyri tentang syukur, maka Hasan Basyri ditanya kembali oleh Imam Ali, Hasan Basyri menjelaskan, “menurut kami, kalau kami mendapatkan rezeki Alhamdulillah, namun kalau tidak mendapatkan apa-apa, ya tidak apa-apa.”
Lalu, Hasan Basyri kembali berrtanya kepada Imam Ali Zainal Abidin, dengan santun beliau memberikan pelajaran bebrharga kepada Hasan Basyri. “Jika Allah memberikan rezeki kepada kami, maka semua merasakan nikmat itu, namun jika tidak ada apa-apa, Alhamdulillah.”
Sungguh menawan konsep sosial yang ditawarkan oleh Al-Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad. Ketika rizki didatangkan kepadanya, maka semua masyarakat sekitarnya akan merasakan nikmat. Hal tersebut dapat dilihat pada riwayat beliau yang selalu membawakan makanan pokok pada setiap malamnya ke rumah-rumah penduduk. Namun ketika beliau dalam keadan sempit, beliau tidak pernah merasa kurang, be,iau bersyukur kepada Allah, karena beliau sadari betul dalam keadaan lapang ataupun sempit, nikmat Allah tidak akan pernah habis.
Pada hakikatnya setiap orang mempunyai hak sama, tetapi tidak semua orang mendapatkanrezeki yang sama. Ini berarti Allah SWT hendak menguji kita, supaya manusia saling peduli satu sama lain. Islam mengajarkan kepeduian terhadap sesama, terutama terhadap mereka yang lemah atau dalam kesulitan materi.
  1. Pengaruh Aqidah Islam Dalam Kepedulian Sosial
Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak selalu hanya dapat diterapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal . Kendatipun dapat difahami bahwa Islam yang hakiki dapat dirujukan kepada konsep Al-Qur’an dan As-Shunah, tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanan ajaran islam secara konsekuen dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan. Esensi ajaran Islam terletak pada penghargaan kepada kemanusiaan secara universal yang berpihak kepada kebenaran, kabaikan, dan keadilan dengan mengedepankan kedamaian, menghindari pertentangan dan perselisihan, baik ke dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilai ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar manusia secara universal dengan tidak mengenal suku, bangsa dan agama. Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat agama, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Kerja sama antar umat beragama merupakan bagian dari hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam
  1. Hubungan Aqidah Islam Dengan Kepedulian Sosial
Persaudaraan atau ukhuwah merupakan salah satu ajaran yang mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwah yang Islami dapat dibagi kedalam empat macam, yaitu, pertama, ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara sekemahlukan dan kesetundukan kepada Allah. Kedua, ukhuwah insaniyah (basyariyah), dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara. Ketiga, ukhuwah wathaniyah wannasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. Keempat, ukhuwah fid din al-islam, persaudaraan sesama muslim.
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih saying yang ditampilkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab merasa senasib sepenanggungan. Nabi menggambarkan hubungan persaudaraan dalam Hadistnya yang berarti “Seorang muslim dengan muslim lainnya seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan demamnya (HR. Muslim dan Ahmad)

PENUTUP

Islam adalah agama yang satu dalam prinsip-prinsip usulnya, tiada perbedaan dalam aqidahnya, walaupun dapat berbeda-beda dalam dalam rincian (furu’) ajarannya. Karena itu, kesatuan umat bukan berarti bersatu dalam satu wadah, melainkan dalam satu aqidah. Bisa saja berbeda dalam ras, bahasa maupun budaya, tetapi semuanya bersatu dalam aqidah. Islam sangat relevan dan bersifat universal dalam kehidupan masyarakat. Semua hal kehidupan masyarakat diatur dalam Islam dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Islam dalam Rukun Islam yang lima tersebut masing-masing mengajarkan adanya kepeduliaan terhadap kehidupan masyarakat. Salah satu contoh dalam Rukun Islam yang keempat adalah melaksanakan puasa, ini ditujukan untuk melatih seorang muslim agar peduli dalam keadaan masyarakat yang kurang mampu. Agar merasakan bagaimana rasanya seorang yang mempunyai rizki kurang sehingga tidak makan sepert seharusnya. Dalam contoh lain di Rukun islam yang ketiga yaitu zakat. Hal ini diajarka agar seorang muslim yang mampu merelakan sebagian rizkinya untuk muslim lain yang kurang mampu. Inilah ajaran Islam yang sungguh bersifat universal, dari dahulu di zaman Nabi zampai sekarang Islam agama yang mengajarkan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

  • http:// al-mustaqim. Blogspot. Com/2009/10/13-kepedulian sosial.html
  • Shihab, M.Quraisy. 2000. Tafsir Al-Misbah. Ciputat: Lentera Hati
  • Maulana, Ahmad dkk. 2009. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut
  • Soekamto, soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
1 Achmad Maulana dkk. 2009. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut
2 Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi suatu pengantar.. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
3 http:// Al-Mustaqim. Blogspot.com/ 2009/ 01/ 13- kepedulian sosial.html
4 M-Quraisy Shihab. 2000. Tafsir Al-Misbah. Ciputat: Lentera Hati