♠ Posted by IMM Tarbiyah in Anak Berkebutuhan Khusus,Penelitian Pendidikan at 09.56
PEMERINTAH
KABUPATEN BANYUMAS
KEC.
BATURADEN
KEL.
PURWOSARI
SURAT
KETERANGAN MELAKUKAN
OBSERVASI
(HOME VISIT)
Yang
bertandatangan dibawah ini, Ketua RT 02 RW 02 menerangkan bahwa:
-
Nama
: Dwi Setyowati
Status
: Mahasiswa
NIM
: 072331051
Semester
: VII (tujuh)
Jur/Prodi
: Tarbiyah
Telah
melaksanakan tugas observasi (home visit) di RT02 RW02 Kel. Purwosari
Kec. Baturaden Kab. Banyumas.
Demikian
surat ini kami buat sebagai bukti bahwa mahasiswa diatas telah
menyelesaikan tugas terstrukturnya yaitu observasi (home visit),
mohon dijadikan periksa dan harap maklum.
BAB
I
PENDAHULUAN
“Sungguh
Kami ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk” (At-Tin: 4)
Anak adalah anugrah
maha agung, karena diciptakan oleh kreator Maha Agung yang
keagungannya tak tertandingkan. Maka dalam kondisi apa pun,
bersyukurlah para orang tua yang telah dianugrahi amanah itu.
Selayaknya amanah, anak harus dijaga dengan cara-cara yang baik dan
dibenarkan.
Namun, dalam kemaha
Agungan dan kemaha Besaran Tuhan, manusia-manusia dalam kekerdilan
hatinya sering memprotes ketika dianugrahii anak yang dalam
pandangannya tidak sempurna, mereka menyebutnya cacat atau tidak
normal. Orang tua yang mendapatkan anak dalam kondisi “dianggap
tidak sempurna” itu sebenarnya bukanlah serta-merta karena mendapat
hukuman Tuhan atau petaka yang sering dituduhkan orang-orang kampung.
Dan bukan pula karena soal Tuhan mengalami kesalahan teknis dalam
mencipta. Ia benar-benar teliti, mengetahui apa-apa yang tidak kita
ketahui, Maha Bijaksana, sehingga kita sebagai hamba-Nya hanya dapat
meraba-raba hikmah apa yang Tuhan berikan kepada kita dibalik semua
kejadian maupun anugrah yang Ia berikan ini.
Membincang masalah
anak, pada kesempatan kali ini saya akan membagi pengalaman observasi
saya tentang keluarga yang mempunyai seorang anak yang istimewa. Saya
katakan istmewa disini karena Ia tidak seperti anak pada umumnya. Ia
mempunyai kebutuhan yang “istimewa” pula dalam pola hidupnya.
Ilmuwan yang meneliti tentang keragaman karakter atau keunikan
manusia ini menyebutnya sebagai tunagrahita. Tunagrahita adalah
gangguan yang dialami anak karena adanya hambatan dalam perkembangan
mental-intelektualnya, sehingga anak tunagrahita mempunyai IQ dibawah
rata-rata manusia pada umumnya. Dari hasil observasi penulis terhadap
anak berkebutuhan khusus (istimewa) ini, anak yang menjadi subyek
penelitian ini tergolong mengalami tunagrahita ringan.
BAB
II
IDENTITAS
ANAK DAN ORANG TUA/
WALI
ANAK
- IDENTITAS ANAK
- Nama :
Tempat dan tanggal
lahir/umur :
Jenis kelamin :
Agama ; :
Status anak :
Anak Ke dari Jumlah
saudara :
Nama Sekolah
:
Alamat Rumah
:
- Riwayat Kelahiran
penyakit pada masa
kehamilan :
Usia Perkembangan
masa kelahiran :
Kandungan :
Riwayat proses
kelahiran :
Tempat
kelahiran :
Penolong proses
kelahiran :
Gangguan pada saat
bayi lahir :
Berat badan
bayi :
Panjang badan
bayi :
Tanda-tanda kelainan
pada bayi :
- Perkembangan Masa Balita
Menetek ibunya
hingga umur :
Minum susu kaleng
hingga umur :
Imunisasi
(lengkap/tidak) :
Pemeriksaan
/penimbangan rutin/tidak :
Kualitas
makanan :
Kuantitas
Makanan :
Kesulitan makan
(ya/tidak) :
- Perkembangan Fisik
Dapat berdiri pada
umur :
Dapat berjalan pada
umur :
Naik sepeda roda
tiga pada umur :
Bicara dengan
kalimat lengkap :
Kesulitan gerakan
yang dialami :
Status gizi Balita
(baik/kurang) :
Riwayat kesehatan
(baik/kurang) :
- Perkembangan Sosial
Hubungan dengan
saudara :
Hubungan dengan
teman :
Hubungan dengan
orantua :
Hobi :
Minat Khusus :
- Perkembangan Pendidikan
Masuk TK umur :
Lama Pendidikan di
TK :
Kesulitan selama di
TK :
Pelayanan khusus
yang pernah ditrima anak :
MP yang dirasa
paling sulit :
MP yang dirasa
paling disenangi :
- IDENTITAS ORANG TUA
- Ayah
Nama ayah :
Umur :
Agama :
Status Ayah :
Pendidikan tertinggi
:
Pekerjaan
Pokok :
Alamat tinggal
:
Ibu
Nama Ibu :
Umur :
Agama :
Status Ibu :
Pendidikan
Tertinggi :
Alamat Tinggal
:
- Orang Hubungan tua-anak
Kedua orang tua satu
rumah :
Anak satu rumah
dengan kedua orang tua :
Anak diasuh oleh
salah satu orang tua :
Anak disuh
wali/Saudara :
- Sosial ekonomi Orangtua
Jabatan formal ayah
dikantor (jika ada) :
Jabatan formal ibu
dikantor (jika ada) :
Jabatan informal
ayah diluar kantor :
Jabatan informal ibu
diluar kantor :
Rata-rata
penghasilan (kedua orang tua) perbulan:
- Tanggungan dan Tanggapan Keluarga
Jumlah anak :
Ybs. Anak yang
ke :
Persepsi orang tua
terhadap anak ybs. :
Kesulitan orantua
terhadap anak ybs. :
Harapan orang tua
terhadap anak ybs. :
Bantuan yang
diharapkan orangtua :
- JENIS KEISTIMEWAAN
- Jenis
Dari hasil
observasi, penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa sebenarnya Fitri
hanya mengalami tunagrahita ringan (Debil).
- Klasifikasi
Fitri dapat
dikategorikan dalam Tunagrahita ringan ( Debil) yang memiliki IQ
50-70 bisa mendengar dan berbicara. Bahkan bisa menanggapi pertanyaan
dengan baik ketika berdialog dengan penuls. Ia pun tergolong anak
yang lincah, bisa bernteraksi dengan lngkungan social dan mampu
bekerja akan tetapi sesuai dengan kondisi moodnya
Adapun penyebab
Fitri memiliki gangguan tunagrahita ringan dikarenakan semasa
balitanya Ia sering sakit-sakitan, sehingga menurut penuturan ibunya,
dokter pernah menyatakan bahwa ada syaraf Fitri yang terganggu akibat
sakit-sakitannya itu.
- Ciri-ciri yang menunjukan Fitri memiliki gangguan Tunagrahita Ringan
- Hiperaktif dan gangguan perhatian
Ketika penulis
berkunjung ke rumah Fitri, Fitri banyak bergerak di rumahnya. Ia
melakukan apa pun yang Ia mau. Namun sayang, dia tidak dapat focus
dengan lawan bicaranya tatkala Ia sedang bermain dengan dunianya. Dan
ketika dipanggil kadang tidak cukup satu kali, baik oleh penulis
maupun ibunya.
- Kelemahan menangkap pesan yang disampaikan
Berdasarkan
penuturan ibunda Fitri, Fitri pindah dari SD nya ke SDLB disebabkan
Ia terlalu lamban dalam menangkap pesan atau pelajaran yang
disampaikan gurunya di kelas.
- Prestasi akademik yang rendah
Fitri tertinggal
atau lambat dalam menerima pelajaran. Sehingga secara otomatis
prestasi Dia pun tertinggal, jauh dibawah teman-temannya yang tidak
mengalami gangguan tunagrahita.
- Sulit mengontrol diri
Meskipun sudah
hampir menginjak usia remaja, kadangkala Fitri kurang bisa memilih
tindakan yang tepat untuk dirinya. Terutama ketika bersikap diruang
publik, Ia kurang bisa menimbang-nimbang sikap, atau kurang peduli
terhadap norma dan penilaian orang lain.
BAB
III
FIELD
NOTE (catatan observasi)
Catatan:
Ibunda
Fitri, bu Umiyati adalah penjual pecel keliling yang setiap hari
mampir ke kost penulis untuk menjajakan dagangannya. Sehingga untuk
mendapatkan informasi tentang Fitri sebenarnya tidaklah sulit.
Apalagi Fitri juga pernah beberapa kali ikut ibunya keliling jualan.
Namun demi memenuhi prosedur yang harus dipenuhi seorang observer,
penulis pun menyempatkan diri untuk bershilaturahim atau berkunjung
ke rumah keluarga Fitri.
Belum
lama kami ngobrol dan menikmati hidangan yang disajikan oleh bu
Umiyati, waktu itu sekitar pukul 10.30 wib pun tiba-tiba datang Fitri
dengan seragam sekolahnya. Seperti anak sekolah pada umumnya, Ia pun
mengganti bajunya sendiri setibanya di rumah. Setelah itu Ia segera
keluar dari rumah dan tak menghiraukan saya yang tengah duduk sebagai
tamunya.
Belum
lama keluar, Fitri pun kembali ke rumahnya dengan sebatang es lilin
ditangannya. Ia tampak malu-malu menghindari bertemu mata dengan
saya. Akhirnya saya pun berinisiatif untuk memanggilnya, berharap
bisa interview langsung dengannya.
Tak
butuh waktu lama, Fitri waktu itu langsung duduk disebelah kanan
saya. Saya pun memulai obrolan ringan dengannya.
“Fitri,
siapa yang mengajar matematikamu?” pertanyaanku ringan sambil
memegangi buku tulisnya yang saya buka pada halaman penuh angka
dengan penjumlahannya itu.
“Bu
In,” jawabnya sambil memandangi wajahku.
“Trus
Bahasa Indonesia, siapa?”
“bu
In”, jawabnya lagi
Oh,
ternyata saya baru sadar, bahwa untuk SDLB tempat menimba ilmu Fitri
memang memakai sistem guru kelas. Bu In mengampu seluruh mata
pelajaran kelas 3. Ya, kini Fitri duduk di bangku kelas 3 SDLB.
Saya
lanjutkan pertanyaan, “Mata pelajaran apa yang kamu suka, Fit?”
“Matematika”
suaranya sumringah.
“kau
suka bahasa Indonesia?”
“iya
suka…”
Wah,
jangan-jangan suka semuanya nih, bisiku dalam hati. Kemudian beralih
pertanyaan, “sekelasmu berapa jumlah anaknya fit?”. Pertanyaanku
yang ini tidak dijawabnya dengan gambling. Ia malah menyebutkan
beberapa nama temannya, tapi tidak memberitahu jumlah pastinya. Saya
pun tidak mengintervensi Fitri dengan pertanyaan-pertanyaan lebih
lanjut. Disamping ingin membebaskan Fitri untuk bermain, sebenarnya
saya juga sudah memperoleh sedikit data dari ibunya. Setidaknya data
ini cukup untuk mengidentfkasi anak berkebutuhan khusus. Setelah
merasa cukup berbincang, akhirnya saya pun pamit untuk pulang kepada
keluarga Fitri.
BAB VI
KESIMPULAN
Tidak ada yang
sia-sia dalam penciptaan Tuhan. Dia amat serius, tidak pernah
main-main dalam mencipta makhluknya. Hanya saja manusia butuh
kecerdasan untuk membaca setiap penciptaan yang Tuhan kehendaki.
Begitu pula ketika kita diamanahi anak yang istimewa, seperti Fitri,
misalnya. Kita tak boleh patah arang untuk mendidiknya. Dibalik
kekurangan yang ada pada seseorang, tersimpan potensi yang luar biasa
jika kita mau menggali dan memberinya ruang.
Tunagrahita ringan
yang menimpa pada Fitri merupakan gangguan keterbelakangan mental
yang terjadi akibat perkembangannya terganggu pada waktu balita,
yaitu Dia sering sakit-sakitan hingga suhu badanya meningkat, panas.
Sehingga dari hasil diagnosa dokter, ada syaraf-syaraf Fitri yang
terganggu. Dan ini berdampak pada perkembangan mental-intelektualnya
yang berada dibawah rata-rata anak pada umumnya.
Jika melihat
tulisan-tulisan tangan Fitri dan nilai-nilai yang diperolehnya,
penulis menilai bahwa Fitri masih punya peluang untuk dapat
berkembang dengan layak. Support orang tua, teman-teman dan
lingkunganlah yang ia butuhkan untuk menjadikan dirinya sebagai
manusia yang dapat memberikan manfaat terhadap sesama.
Dan bagaimana untuk
berhati-hati ketika merawat balita merupakan hal yang patut menjadi
perhatian kita disini. Karena masa depan anak harus dipersiapkan dari
nol. Jika dalam perjalanan perkembangannya ada yang kita abaikan,
maka hasilnya akan dapat mengganggu proses perkembangan selanjutnya.