Pengaruh Pola Pendidikan Pondok Pesantren terhadap Mental Santri di Lingkungan Masyarakat” (Studi Kasus Pondok Pesantren Zam-zam Cilongok)

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 07.21

A.       Latar Belakang Masalah.
John Maxwell dikutip oleh Tim Sosiologi (2006: 99) mengungkapkan bahwa bahwa setiap perubahan dalam sikap manusia harus datang melalui pengertian dan penerimaan dari dalam. Manusialah satu-satunya ciptaan yang dikenal dapat membentuk ulang dan mencetak ulang dirinya sendiri dengan mengubah sikapnya
Salah satu proses recycle (daur ulang) tersebut dapat dilakukan melalui pondok pesantren, yang mana merupakan tempat orang-orang mengaji dan tinggal di asrama. Menilik dari pernyataan tersebut, sangat jelas sekali bahwasanya pondok pesantren merupakan tempat yang selalu ramai atau dengan kata lain banyak orang. Oleh karena itu, interaksi yang ada di lingkungan pondok pesantren sangatlah kuat, hal ini didukung oleh besarnya kuantitas santri yang tinggal di pondok pesantren. Prosentase santri di lingkungan pondok pesantren yang melambung tinggi, seharusnya mampu berpengaruh terhadap mental santri. Karrena menurut hemat peneulis, santri akan memiliki mental ketika ia sering bersosialisasi dengan banyak orang.
Akan tetapi, seperti tak ada mental dalam diri santri ketika mereka membaur dengan masyarakat. Sebagai contoh, saat ada kegiatan sosial di lingkungan masyarakat, bisa dikatakan  mereka menjadi orang yang pemalu. Padahal setiap harinya mereka selalu berkumpul dengan orang yag berkapasitas banyak, baik saat mereka mengkaji sebuah kitab, sampai pada aktivitas tidur pun mereka juga seperti itu. Kegiatan-kegiatan di pondok pesantren yang membutuhkan banyak intensitas dari para santri, seharusnya mampu merubah sikap santri yang dulunya pemalu menjadi santri yang memiliki mental.

B.       Definisi Operasional.
Disini penulis mengangkat sebuah judul “Pengaruh Pola Pendidikan Pondok Pesantren terhadap Mental Santri di Lingkungan Masyarakat” (Studi Kasus Pondok Pesantren Zam-zam Cilongok), untuk penulis teliti lebih jauh lagi bagaimana seluk-beluk pendidikannya yang seharusnya mampu mengubah mental santri.
Sengaja penulis berikan arti dari judul tersebut supaya tidak menimbulkan penafsiran ganda, berikut penulis jabarkan, antara lain:
·        Pola merupakan sebuah model
·        Pendidikan merupakan sebuah proses transformasi pengetahuan menuju kearah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia.
·        Pondok pesantren merupakan asrama tempat murid-murid belajar mengaji
·        Mental merupakan hal mengenai batin atau perasaan.
·        Santri merupakan murid yang belajar mengaji
·        Lingkungan merupakan kawasan wilayah dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya, golongan, kalangan.
·        Masyarakat merupakan sekelompok besar rakyat.
Di sini penulis teliti pada pondok pesantren zam-zam cilongok, dimana pondok tersebut merupakan pondok baru yang ada di kawasan banyumas, dan jumlah santri telah mencapai tujuh puluhan. Sangat menggelitik mata peneliti, melihat mental santri yang ada di pondok tersebut sangat kurang ketika mereka berhadapan dengan masyarakat. Sebenarnya seperti apakah pola pendidikan yang berada di pondok pesantren zam-zam agar mampu mendaur ulang mental santri yang dulunya pemalu menjadi santri yang memiliki mental.

C.       Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana pola pendidikan yang berada di pondok pesantren zam-zam cilongok?
2.    Bagaimana pengaruh pola pendidikan pondok pesantren zam-zam cilongok terhadap mental santri ketika terjun di lingkungan masyarakat?

D.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.     Mendeskripsikan pola pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren zam-zam Cilongok.
b.    Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pola pendidikan pondok pesantren zam-zam cilongok terhadap mental santri di lingkungan masyarakat.
2.    Manfaat Penelitian
Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan:
a.       Sebagai referensi, khususnya bagi pondok pesantren
b.      Sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan
c.       Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis

E.       Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan dasar pemikiran penyusunan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelaahan terhadap penelitian yang relevan sebagai penguat teori-teori dan pembeda bagi penelitian-penelitian yang lain.
Meskipun penelitian yang berada di pondok pesantren sudah terlampau banyak, akan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian ini. Pondok pesantren Zam-zam Cilongok sebagai titik fokus penelitian kali ini yaitu untuk meneliti pola pendidikan yang berada di pondok pesantren tersebut mengenai pangaruhnya kepada mental santri, sedangkan pada penelitaian-penelitian sebelumnya mereka lebih mencondongkan terhadap pengajaran yang berada di pondok pesantren khususnya dalam pengajaran bahasa arab.
Fahma ‘Ilmi Mu’jizah Aulia dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Pendidikan Islam (PPI) Miftahussalam Banyumas Tahun Ajaran 2009-2010”. Mendeskripsikan fenomena yang berada di Pondok pesantren Miftahussalam Banyumas mengenai penerapan pembelajaran bahasa arab menggunakan metode langsung.
Penulis juga menemukan dalam skripsinya Ari Ristianto (2010) dengan judul “Peranan Pendidikan Pesantren Terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa MAN Purwokerto 1. Mengutarakan bahwa bagaimana peran pesantren mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran fiqih.
Dari pemaparan di atas terdapat persamaan dengan penelitian penulis, yakni semuanya memfokuskan penelitian kepada pondok pesantren akan tetapi sasaran yang akan dibidik sangat berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Fahma ‘Ilmi Mu’jizah Aulia, membidik pada pembelajaran bahasa arabnya dan Ari Ristianto membidik pada mata pelajaran fiqihnya dimana pesantren merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar fiqih. Penelitian kali ini membidik pada aspek mental pada santri. Oleh karena itu di sini memiliki perbedaan dalam membidik atau bisa dikatakan objek yang hendak diteliti. Karena pondok pesantren zam-zam merupakan pondok baru dan juga semakin ke sana jumlah santrinya pun semakin banyak, maka bisa dikatakan pondok pesantren tersebut memiliki kualitas yang baik, akan tetapi terjunnya santri tersebut di masyarakat masih sangat kurang, maka penulis tertarik untuk mendeskripsikan pola pendidikan pondok pesantren zam-zam dan pengaruh terhadap mental santri ketika ia terjun di masyarakat.

F.        Metode Penelitian.
Metode penelitian skripsi ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1      Jenis dan Pendekatan Penelitian.
Penelitian ini dirancang untuk mengamati dan menganalisa bagaimanakah pengaruhnyapola pendidikan pondok pesantren zam-zam terhadap mental santrinya ketika mereka terjun di lingkungan masyarakat.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian.
Sedangkan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan pola pendidikan pondok pesantren zam-zam cilongok serta bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan mental santri yang nantinya akan terlihat ketika santri terjun di masyarakat.
2      Tempat Penelitian.
Penelitian  ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Zam-zam Cilongok
3      Waktu Penelitian.