Observasi di MI Muhammadiyah (MIM) Singasari

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 07.27

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur Allah SWT yang tiada penghitung manapun mampu mencakup bilangan nikmat karunia-Nya. Tiada kearifan manapun dan sedalam apapun mampu menyelami hakikat-Nya. Sholawat serta salam tak terlupakan bagi Nabi Akhiruzzaman Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya kehidupan.
Akhirnya penelitian pendidikan agama islam di Desa Singasari dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa ijin dari Allah SWT, do’a, support, dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sangat baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Kedua orang tua penulis (Bapak Rochman dan Ibu Salamah) yang senantiasa memberikan dukungan di setiap penulis melangkah.
2.    Adik penulis, Wisnu Rahman yang senantiasa menjadi adik yang mengingatkan kakaknya ketika melakukan kesalahan.
3.    Dra. Hj. Mahmudah, M.Pd.I. yang senantiasa membimbing penulis dalam melakukan penelitian ini.
4.    Kepala Desa Singasari (Bapak Mashud), Kepala Sekolah MI Muhammadiyah (MIM) Singasari (Bapak Ghozi), serta pengajar TPQ Al Miftahul Huda (Ibu Irma dan bapak bandi) yang bersedia meluangkan waktu sejenak bercengkerama dengan penulis untuk memberikan data yang sedang penulis teliti.
5.    Saudara-saudaraku (Ida dan Dede) sebagai alumni dari MIM-TPQ, telah  membantu penulis memberikan data yang dibutuhkan
Tentu saja dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Purwokerto, 29 Juni 2011
Nurul Faizah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I              PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
B.            Rumusan Masalah
C.           Metode Penelitian
D.           Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II             GAMBARAN UMUM DESA SINGASARI
A.           Letak Geografis
B.            Kondisi Demografis
BAB III           GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL
A.           Gambaran Umum  MI Muhammadiyah Singasari
B.            Gambaran Umum  TPQ Al Miftahul Huda
BAB IV                       PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.           MI Muhammadiyah Singasari
B.            TPQ Al Miftahul Huda
BAB V            PENUTUP
A.           Kesimpulan
B.            Kata Penutup



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah.
     Hidup kita selalu dihadapkan pada aspek-aspek yang serba mungkin. Mungkin bisa, mungkin juga tidak. Segala kemungkinan bisa berubah menjadi tidak mungkin manakala kita tidak mampu mengoptimalkan energi kemungkinan dengan baik. Sesuatu yang dipandang tidak mungkin dari satu sisi, ternyata memiliki banyak kemungkinan ketika dilihat dari sisi yang lain.
     Ketika kita berada dalam kungkungan sesuatu, kita merasa seolah dunia sangat sempit dan tidak ada ruang gerak sama sekali. Ternyata, apabila kita geser fokus penglihatan mencoba melihat objek yang melingkupi kita sedikit menjauh dari kita, ternyata disekitar kita terdapat ruang kosong yang memberi segala kemunugkinan untuk bergerak. Ternyata, apa yang mengungkung kita hanyalah masalah kecil yanng sebenarnya dapat diatasi dengan mudah.
     Maka dari itu pendidikan lahir untuk mengolah sesuatu yang mungkin bisa terjadi. Perlu diingat bahwa pendidikan bukanlah pendidikan semata, akan tetapi bagaimana dengan pendidikan itu kita tidak lupa dengan Allah SWT. Karena jika sesuatu yang kita rasa tidak mungkin terjadi, tetapi realitanya dapat terjadi, itu adalah wujud campur tangan dari Allah.
     Di desa Singasari, tempat yang akan penulis teliti ini merupakan desa yang cukup luas dan disana terdapat beberapa lembaga pendidikan, khususnya lembaga nonformal yang pasang-surut. Akan tetapi sekarang lembaga ini sudah cukup maju. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti pendidikan islam yang berada di desa tersebut baik dilembaga formalnya maupun nonformalnya.


B.       Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama islam di desa singasari?
2.      Mengapa pendidikan agama islam (nonformal) di desa singasari yang tadinya dalam keadaan pasang-surut menjadi maju dan menyabet juara-juara yang tak pernah terpikirkan?
C.       Metode Penelitian.
Metode penelitian  ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1      Jenis dan Pendekatan Penelitian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian.
Sedangkan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan pelaksanaan pendidikan agama islam di desa singasari dan mengapa pendidikan agama islam (nonformal) ini yang tadinya pasang-surut menjadi maju seperti sekarang ini.
2      Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, propinsi Jawa Tengah.
3      Objek dan Subjek Penelitian.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan agama islam di desa singasari dan faktor-faktor yang mempengaruhi majunya sebuah TPQ yang telah ditelliti.
Sedang subjek penelitian ini adalah kepala desa singasari, kepala sekolah MI Muhammadiyah Singasari, pengajar TPQ Al miftahul Huda dan alumni dari kedua lembaga tersebut

4      Metode Pengumpulan  Data.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain:
a.         Metode Interview
Dalam penelitian ini, metode interview digunakan untuk mewawancarai kepala desa singasari, kepala sekolah MI Muhammadiyah Singasari, pengajar TPQ Al miftahul Huda serta alumni MIM dan TPQ tersebut. Interview disini merupakan interview yang terstuktur, yaitu dengan membawa sejumlah peertanyaan yang telah tersusun, agar interview tersebut lebih fokus, jawaban yang sistematis dan tidak melebar.
b.         Metode Observasi.
Peneliti melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data-data sebagai penguat dari metode interview, Karena dengan pengamatan secara langsung merupakan fakta yang terjadi.
5      Metode Analisis Data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa kualitatif, yaitu penganalisaan data yang tidak berwujud angka-angka yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Metode tersebut yaitu:
Metode diskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu situasi yang bersifak fakual secara sistematis dan akurat. Dengan metode ini, pelaksanaan pendidikan agama islam dijabarkan dengan kalimat, yaitu penjelasan yang faktual secara sistematis dan akurat. Sehingga penjabarannya bersifat apa adanya sesuai  kejadian yang terjadi. Sedang dalam mengklarifikasikan data dengan menggunakan pola berfikir induktif.
Dengan cara berfikir ini, penulis gunakan untuk menganalisa hal-hal khusus tentang pelaksanaan pendidikan agama islam tersebut. Setelah data terkumpul kemudian penulis susun sesuai pembahasan yang telah terkonsep, kemudian menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari wawancara kemudian dikonfirmasikan dengan data observasi untuk memperkuat atau membuktikan hasil wawancara tersebut.
D.       Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1)    Tujuan penelitian.
Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.     Mendeskripsikan pendidikan agama islam di MIM Singasari dan TPQ Al Miftahul Huda.
b.    Mengetahui apa faktor yang mempengaruhi majunya TPQ Al Miftahul Huda
2)    Manfaat Penelitian
Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan:
a.       Sebagai referensi, khususnya bagi pelaksana pendidikan agama islam
b.      Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.









BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
A.       Letak Geografis.
       Desa singasari merupakan desa yang sangat subur tanahnya. Maka tak heran jika desa ini masih asri karena setiap kita melewati desa ini selalu dikelilingi dengan lahan persawahan. Desa ini berada di kecamatan Karanglewas, kabupaten Banyumas.
       Desa ini berbatasan dengan:
·           Sebelah barat : desa Langgong Sari
·           Sebelah utara: desa Babakan
·           Sebelah timur: desa Jipang
·           Sebelah selatan: desa Karanggude.
B.       Kondisi Demografis.
       Penduduk di desa singasari cukuplah padat meskipun masih banyak lahan pertanian yang berjejer di sepanjang jalan. Hal ini menandakan desa ini cukuplah luas. Penduduknya berjumlah 4.579 jiwa dari perempuan 2.250 jiwa dan laki-laki 2.347 jiwa.
       Berikut rincian jumlah penduduk dan jumlah sekolah
PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
No
Pendidikan
Jumlah (orang)
1
Tamat Perguruan Tinggi
               83
2
Tamat SMA/sedeerajat
              427
3
Tamat SMP/sederajat
             620
4
Tamat SD/sederajat
           1.640
5
Tidak tamat SD/sederajat
              294
6
Belum tamat SD/sederajat
              940
7
Tidak Sekolah
              112
8
Belum Sekolah
              481

MATA PENCAHARIAN
No
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
1
Petani
             1.270
2
Buruh tani
               744
3
Polisi
                 42
4
Pedagang
               825
5
Pegawai Negeri
               565
6
Pensiunan
               640
7
Sopir
                87
8
Lain-lain
              424

JUMLAH SEKOLAH
No
Lembaga Pendidikan
Jumlah
Guru
Murid
1
TK
4
          8
         125
2
SD
1
        12
         240
3
MI
2
        24
         432
4
SMP
1
        18
         385




BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL
A.       Gambaran Umum MI Muhammadiyah Singasari
       MI Muhammadiyah terletak di dusun Singaasari. Disini merupakan lembaga pendidikan formal yang memuat banyak sekali pendidikan agama islamnya, antara lain: akidah akhlak, quran hadist, fikih, ski, dll. Hal ini sangat berbeda dengan SD, karena di MI ini telah menyeimbangkan pelajaran umum dengan pelajaran agama.
       Di MIM singasari terdapat 6 kelas, yaitu terdiri dari kelas 1-6. Memiliki 2 ruang kantor (Ruang kepala sekolah dan Guru), perpustakaan yang representatif, 1 gudang dan dua tiga toilet (1 toilet guru dan 2 toilet siswa)
B.       Gambaran Umum TPQ Al Miftahul Huda
       TPQ al miftahul huda di laksanakan di masjid miftahul huda, oleh karena itu namanya diambil dari masjid tersebut. Di TPQ ini dahulu mengalami keadaan yang pasang-surut. Akan tetapi sekarang kemajuan cukup luar bisa karena peserta didiknya mencapai 60 siswa.
       Ada 3 pengajar yaitu 2 ustadz (bapak Bandi dan Apit) dan 1 ustadzah (Ibu Irma). Bapak bandi sebagai direktur TPQ Al falah ini. Pendidikan di sini tidak dipungut biaya 1% pun.oleh karena itu pendidikan disini meskipun tidak dipungut biaya tetap berkualitas karena telah menyabet juara 1 lomba shalat subuh berjamaah tingkat kecamatan. Sungguh prestasi yang membanggakan.



BAB IV
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.       MI Muhammadiyah Singasari
       Lembaga pendidikan yang bergerak meyeimbangkan antara pelajaran umum dan pelajaran agama yaitu salah satunya adalah madrasah. Di sini penulis meneliti sebuah lembaga yang bernama Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Singasari.
       Pelaksanaan pendidikan agama islam dilakukan secara continue yang saling bergantian antara pelajaran yang satu dengan pelajaran lainnya, khususnya dalam pelajaran agama islam. Hal ini merupakan salah satu ciri dari sebuah madrasah dibandingkan sekolah pada umumnya.
       Pendidikan agama islam yang diajarkan di MIM Singasari sangat begitu banyak, antara lain: Alquran hadist, SKI, Fikih, Akidah akhlak, Bahasa Arab. Mata pelajaran ini diajarkan mulai dari awal masuk MIM, berbeda dengan waktu penulis sekolah di tempat tersebut, mata pelajaran ini diajarkan mulai dari kelas tiga.
       Kurikulum yang telah berubah karena melihat ketika anak didiknya masih berada di jenjang pendidingan TK, mereka mulai mempelajari ajaran agama isla, salah satunya pelajaran bahasa arab. Mata pelajaran agama dilaksanakan 2 jam @minggu, ssehingga anak tidak merasa jenuh untuk mempelajari pelajaran agama.
       Selain itu setelah mereka mempelajari teorinya, mereka diajarkan praktik secara langsung. Sebagai contoh saat pelajaran fikih, diajarkan bagaimana shalat yang benar beserta doa-doanya. Mereka langsung praktik ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Anak-anak MIM Singasari diwajibkan ketika hari sekolah untuk shalat berjamaah di masjid bersama masyarakat. Hal ini merupakan cara agar anak-anak terbiasa untuk berjamaah dan melatih membaur dengan masyarakat, karena banyak anak-anak yang pemalu. Secara continue hal ini dilakukan lambat laun mental anak-anak MIM menjadi kuat, sudah tidak canggung lagi berhadapan dengan massyarakat. Hal ini akan berpengaruh juga ketika mereka mengikuti lomba yang membutuhkan mental kuat untuk perfome di sebuah panggung. Terbukti bahwa pendidikan agama islam sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan para siswa. Ini hanyalah sebagian contoh kecil dari sebuah mata pelajaran fikih, banyak lagi manfaat dari mata pelajaran agama yang lain.
B.       TPQ Al Miftahul Huda
       TPQ ini memiliki visi terbentuknya anak sholeh yang cerdas, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan berakhlak mulia. Dari visi tersebut pengajar memberikan ajaran agama islam yang mengarah pada visi tersebut, sehingga tujuan yang hendak dicapai akan terwujud.
       Awalnya murid dari TPQ Al Miftahul Huda berjumlah 60 anak. Akan tetapi lambat laun anak-anak yang masih eksis berjumlah sekitar 20-30, hal ini disebabkan sifat dari anak-anak, jika ia sedang senang ia mengaji dan begitu sebaliknya.
       Di TPQ ini tidak ada perbedaan jenjang kelas seperti di lembaga formal pada umumnya. Mereka ada yang mengaji  iqra dan ada yang alquran. Perbedaan hanya ketika mereka telah tamat mengaji iqra maka mereka melanjutkan untuk mengaji alquran. Kegiatan seperti ini dilakukan setiap hari kecuali hari ahad dan mulai mengajinya pukul 14.00-16.00 WIB. Waktu mengaji ini dipih karena waktu tersebut anak-anak tidak disibukkan dengan kegiatan sekolah juga ada waktu asharnya sehingga nanti anak-anak dibiasakan untuk shalat berjamaah.
       Setelah kegiatan mengaji alquran dan iqra selesai, biasanya dilanjutkan dengan permainan/ cerita/ hafalan surat-surat pendek/ hafalan doa-doa harian/  menulis/ menggambar/ mewarnai/ tanya jawab, dll. Ini merupakan pilihan dari kegiatan setelah mengaji. Adanya banyak pilihan dimaksudkan agar anak-anak didiknya tidak merasa bosan,
BAB V
PENUTUP
A.       Kesimpulan.
       Pendidikan agama islam di desa Singasari, khususnya di MI Muhammadiyah Singasari dan TPQ Miftahul Huda, banyak sekali mata pelajaran agama yang diajarkan. Pengajaran ini mereka lakukan secara continue agar anak didik mereka terbiasa dengan kegiatan pendidikan agama islam dan diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari
       TPQ Al Miftahul Huda awalnya mengalami pasang-surut, akan tetapi sekarang telah maju dibuktikan dengan juara 1 lomba shalat subuh berjamaah tingkat kecamatan. Hal ini merupakan buah kerjasama dari pengajar dan anak didiknya. Para pengajar tak junuh-jenuhnya memberi semangat kepada anak didiknya untuk selalu mengaji sehingga semau ini bisa terwujud, padahal ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin tercapai, karena saat reformasi dari TPQ tersebut langsung ada perlombaan, maka dari itu mereka ekstra melatih anak didiknya secara continue dan membuahkan hasil
B.       Kata Penutup.
Demikianlah laporan penelitian pelaksanaan pendidikan agama islam di desa Singasari. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan sebab penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak.  Laporan ini masih jauh dari sempurna. Semoga apa yang telah dilaporkan dapat membawa manfaat untuk semua pihak. Amin.