Kerajaan Mughal Part II

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 06.52

BAB I
PENDAHULUAN

                  Di antara ketiga kerajaan besar abad pertengahan, selain Shafawiyah dan Usmaniyah, Mughal termasuk imperium termuda dan mengalami kemajuan yang cukup cepat.[1] Terlihat pada kekuasaan di masa Akbar yaitu cucu dari pendiri Kerajaan Mughal, Zahiruddin Babur.
                  Walaupun sebelum berdirinya kerajaan mughal, Babur harus berjuang menaklukkan daerah-daerah untuk dikuasai seperti pada Samarkand, kota yang terpenting di asia tengah pada saaat itu. Selain dirinya, ekspansi juga dilakukan oleh keturunannya tak terkecuali Akbar itu sendiri.
                  Selain itu berkat toleransi universal yang dicetus oleh Akbar membuat maharaja-maharaja hindu tidak lagi melakukan pertentangan dengan pemerintahan Akbar dan malah menjadi tiang-tiang bagi sebuah Kerajaan Mughal.

     BAB II
PEMBAHASAN

  1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal di India.
                  Pada tanggal 21 April 1526 M[2] berdirilah Kerajaan Mughal di Delhi-India. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M).
Sebelum Kerajaan Mughal berdiri, Babur melakukan penaklukan di Samarkand. Walaupun pada awalnya mengalami kekalahan, tetapi pada tahun 1494 M ia berhasil menaklukannya. Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul ibu kota Afganistan, dan pada akhirnya ia melanjutkan ekspansi ke India.
                  Pada saat itu penguasa India yaitu Ibrahim Lodi sedang dilanda krisis kepercayaan dan separatisme, sehingga pemerintahannya menjadi tidak stabil. Alam Khan (paman Lodi) dan Daulat Khan (gubernur Lahore) mengirim utusan ke Kabul meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lodi. Permohonan tersebut langsung di setujui oleh Babur. Pada tahun 1525 M, Babur dapat menaklukkan Punjab dengan Lahore sebagai ibu kotanya. Lalu pada tanggal 21 April 1526 M terjadi pertempuran antara Babur dan Ibrahim          yang terletak di Panipat, Ibrahim mengalami kekalahan sehingga Babur keluar sebagai pemenang dan dapat menguasai Delhi-India. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di India.


B.     Masa Kekuasaan Para Pemimpin.
1.      Zaharuddin Babur.
                  Zaharuddin Babur adalah raja pertama di Kerajaan Mughal. Di masa beliau banyak sekali terjadi perperangan antara lain: perang dengan raja-raja Hindu di seluruh India dan perang terhadap golongan yang masih setia terhadap Ibrahim Lodi.
                  Perang yang pertama yaitu terhadap raja-raja hindu di India, dimana raja-raja hindu menyusun angkatan perang untuk melawan Babur. Akan tetapi, pasukan dari raja-raja hindu dapat dikalahkan oleh Babur.
Yang kedua yaitu perang terhadap adik kandung Ibrahim, Mahmud, yang menjadi sultan di Afganistan dan Sultan Mahmud dapat dikalahkan.
Namun setelah Babur memimpin selama 30 tahun ia meninggal dunia ketika berusia 48 tahun tepatnya pada tahun 1530 M.
2.      Humayun.
            Humayun adalah anak sulung dari Babur, setelah ayahnya meninggal ia memegang pemerintahan di Kerajaan Mughal. Sepanjang masa pemerintahannya, ia mengalami banyak rintangan yaitu 9 tahun lamanya (1530-1539 M).
            Rintangan tersebut antara lain : pemberontakan dari penguasa Gujarat, Bahadur Syah yang memisahkan diri dari Delhi. Dari pemberontakan tersebut dimenangkan oleh Hamayun dan Bahadur melarikan diri sehingga Gujarat dapat dikuasai.
Humayun dapat mengalahkan Sher Khan dengan bantuan raja Persia, Tahmasp, setelah hampir 15 tahun ia berkelana meninggalkan Delhi ke Persia dan Kandahar yaitu pada tahun 1555 M dan berhasil menduduki Delhi kembali.          
Tak lama kemudian yaitu pada tahun 1556 M Hamayun meninggal dunia, karena terjatuh dari tangga perpustakaannya[3]
3.      Akbar.
            Akbar menggantikan ayahnya yaitu Hamayun untuk memimpin Kerajaan Mughal. Namun karena Akbar masih berusia 14 tahun, akhirnya pemerintahan tersebut di ambil alih oleh Bairam Khan, seorang syi’i.
            Pada awal pemerintahan Akbar, ia mengalami pemberontakan dari keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Sehinnga timbul perang Panipat II (1556 M) yaitu pertempuran melawan Himu yang berkuasa di Gwalior dan Agra. Himu dapat terkalahkan dan kemudian di eksekusi.
            Bairam Khan disingkirkan oleh akbar, karena dirasa telah memiliki pengaruh yang sangat kuat dan terlalu memaksakan kepentingan syiah. Namun Bairam Khan memberontak tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar
            Setelah itu, Akbar berhasil melakukan ekspansi ke berbagai wilayah antara lain : Chundar, Ghond, Chitor, Rhantabar, Khalinjar, dan lain-lain.
            Akbar juga menerapkan toleransi universal yaitu tidak ada perbedaan etnis dan agama bagi mereka.
C.     Toleransi Agama yang Dibangun oleh Akbar.
            Toleransi universal bermula karena wasiat kakeknya, Babur, supaya ia tidak mempersulit kehidupan rakyatnya yang nonmuslim. Akbar berhasil mengalahkan semua maharaja-maharaja dengan memakai siasat “merangkul” dalam artian memperdekat hubungan dengan mereka dan ikut bertanggungjawab. Dapat dilihat pada pengangkatan raja-raja hindu ke dalam jajaran elit pemerintahan.
            Dalam pemerintahan Mughal terdapat 20% warga hindu yang menjabat di area pemerintahan.[4] Sehingga kelompok muslim dan nonmuslim mendapat bagian masing-masing di elit pemerintahan.
Dalam pemerintahannya Sultan Akbar terkenal dan diakui seseorang yang mempunyai tinggi budi pekerti. Sehingga maharaja-maharaja Ambar, Marwar, dan Bikanir yang terkenal memegang agama dan kepercayaannya
Pun tunduk kepada Sultan Akbar.
            Maharaja sudi mengorbankan jiwa raga dan harta benda mereka untuk membela kerajaan, tetapi maharaja itu juga tetap setia memegang teguh agama mereka.
            Dalam memerintah selama 50 tahun (1565-1605 M), semenjak berusia 15-65 tahun, Akbar telah berhasil mempersatukan Anak Benua India dengan siasat cerdiknya. Rakyat di kerajaan terdiri dari berbagai agama, tetapi mereka dipandang sama.
            Dengan bercampurnya orang-orang dari berbagai agama dalam suatu kerajaan, maka para amir-amir dan sultan-sultan islam yang biasanya berkuasa dengan sewenang-wenang di daerahnya, sekarang bersama-sama dengan maharaja-maharaja hindu semuanya telah menjadi tiang-tiang bagi sebuah imperium islam yang besar di benua India.
            Akbar sangat menghormati orang yang beragama Hindu dan mereka tidak dipaksa untuk memeluk agama Islam. Akbar juga mengadakan persediaan makanan untuk memberantas kelaparan, dan beliau juga melarang keras kepada pemungut pajak supaya jangan memaksa dan memeras rakyat.
            Bahasa yang dipakai pada saat itu ada 3 macam yaitu bahasa arab (bahasa agama), bahasa turki (bahasa kaum bangsawan), bahasa Persia (bahasa istana dan kasusasteraan). Tetapi Akbar menciptakan bahasa baru, gabungan dari ketiga bahasa tersebut yaitu bahasa urdu. Urdu berarti “serdadu”. Bahasa urdu adalah seakan-akan bahasa Indonesia modern di tanah air kita yang pokok aturannya diambil dari bahasa melayu, tetapi diperkaya dengan bahasa daerahnya.
            Bukan hanya itu saja, untuk menambah pengetahuannya atau hendak menunjukkan toleransinya terhadap pemeluk agama-agama lain, ia memerintahkan menyalin kitab-kitab Veda, Ramayana, dan Mahabrata ke dalam bahasa Persia. Dipelajari pula agama budha dan agama nasranipun diperhatikannya, sehingga diundang pendeta-pendeta kristian ating ke istana.
            Setelah semua agama itu dipelajarinya dan dibebaskan dirinya dari pengaruh, yang pada akhirnya ia melahirkan agama baru sebagai percampuran dari agama-agama yang ada dengan menamai agama baru itu dengan “Kesatuan Ketuhanan”.
D.    Kemajuan dan Kemunduran Kerajaan Mughal.
1. Kemajuan Kerajaan Mughal.
v     Sebagian besar keungan Negara berasal dari hasil bumi seperti pertanian.
v     Karya seninya sempat berkembang, seperti karya sastra penyair islam baik bahasa Persia maupun India.
v     Dibangunnya masjid-masjid yang indah.
2.      Kemunduran Kerajaan Mughal.
v     Hidup mewah di kalangan kerajaan membuat pemborosan dalam keuangan Negara.
v     Para pemimpin diakhir periode adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinannya.





KESIMPULAN

            Kerajaan mughal di masa akbar sangatlah pesat. Dimana pada saat itu akbar dapat melakukan ekspansi ke berbagai wilayah seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu seperti Chundar, Ghond, Chitor, dan lain-lain.
            Selain itu, kejayaan Mughal juga terletak pada toleransi universal yang dibangun oleh akbar. Mereka dianggap sama dapat dibuktikan pada jajaran elit kekuasaan terdapat orang-orang nonmuslim di dalamnya. Oleh karena itu kerajaan mughal menjadi kerajaan besar di India karena di sana tidak ada perpecahan antara orang muslim dan nonmuslim.













DAFTAR PUSTAKA
                                                                            
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2000), hal 145-151
Hamka, Sejarah Umat Islam (edisi baru), (Singapure: Pustaka Nasional, 1994), hal 505-513
Husayu Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,, 1997), hal 261-263


[1] http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/dinamika-1526.imperium-mughal-sistem-dan.html

[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2000), hal.147
[3] http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/dinamika-1526.imperium-mughal-sistem-dan.html
[4] http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/dinamika-1526.imperium-mughal-sistem-dan.html