♠ Posted by IMM Tarbiyah in Pendidikan Islam at 21.33
A. PENDAHULUAN
Pesantren
sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal memberikan andil besar
dalam dunia pendidikan. Terutama untuk pendalaman ajaran agama,
pendidikan akhlak, kedisiplinan, hingga pola hidup seseorang.
Pesantren juga menjadi sekolah tambahan disamping sekolah formal. Ini menjadikan penawar kegelisahan para orang tua ketika melihat kehidupan di lapangan yang sudah terkontaminasi dengan westernisasi[1].
Pesantren
akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat, terutama kalangan yang
masih peduli dengan pengajaran yang mendominankan agama. Beberapa faktor
yang menyebabkan pesantren sebagai alternative pendidikan adalah
sebagai berikut:
- Keberadaan system pondoknya, pendidik dapat melakukan tuntunan dan pengawasan secara langsung.
- Keakraban hubungan santri dan kiyai sehingga dia bisa memberikan pengetahuan yang hidup.
- Pesantren mampu mencetak orang-orang yang dapat memasuki di banyak lapangan pekerjaan.
- Kesederhanaan kiyai yang memimpin pesantren menciptakan kegembiraan dan penerangan bagi pada penduduk yang pada umumnya di tingkat ekonomi menengah ke bawah.
- Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang lebih ekonomis yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maka
munculah podok pesantren-pondok pesantren dengan system pembelajaran
juga metode yang berbeda dalam penyampaian materi pembelajarannya.
Istilah Pesantren Tradisional dan Pesantren Modern seakan menjadikan
pembeda dalam pelaksanaan kegiatan juga bahan kajian dalam sebuah
pesantren. Dibawah ini akan membahas Pesantren Modern yang diharapkan
mampu menambah pengetahuan pembaca.
B. PEMBAHASAN
- PENGERTIAN PESANTREN
Pesantren
atau lebih dikenal dengan pondok pesantren menurut M. Arifin berarti
suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat
sekitar, dengan system asrama (komplek) dimana santri-santri menerima
pendidikan agama melalui system pengajian atau madrasah yang sepenuhnya
berada dibawah kedaulatan dari leadership seorang atau atau beberapa
orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik[2] serta independen[3] dalam segala hal[4].
Pesantren menurut Lembaga Research Islam, adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya.[5]
Dari
sini dapat disimpulkan bahwa pesantren atau lebih dikenal dengan
istilah Pondok Pesantren, merupakan suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama
sebagai tempat tinggal santri ( murid pesantren) yang bersifat permanen.
- SEJARAH PESANTREN
Ada
perbedaan pendapat mengenai siapa dan dimana pesantren didirikan
pertama di Indonesia. Beberapa sumber yang penulis temui menyebutkan
diantaranya : Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal dengan Syaikh
Maghribi dari Gujarat, India sebagai pendiri pondok pesantren pertama di
Jawa. Muh. Said dan Junimar Affan menyebut Sunan Ampel atau Raden
Rahmat sebagai pendiri pesantren pertama di Kembang Kuning Surabaya. Ada
juga yang menganggap Sunan Gunung Jati (Syaikh Syarif Hidayatullah) di
Cirebon sebagai pendiri pesantren pertamanya.
Menurut
S.M.N. Al Attas, Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai penyiar agama
islam pertama di jawa, terutama wilayah Pesisir utara. Akan tetapi
karena pesantren yang dia rintis belum jelas sistemnya, maka keberadaan
pesantrennya diragukan. Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang tak lain adalah
putranya, melanjutkan misi suci perjuangan ayahnya yang kemudian
mendirikan pesantren Kembang Kuning Surabaya.
Adapun
Sunan Gunung Jati (Syaikh Syarif Hiddayatullah) mendirikan pesantren
sesudah Sunan Ampel. Ini didasarkan pada data yang menyebutkan bahwa
Sunan Ampel wafat pada 1467 M, sedangkan Sunan Gunung Jati pada tahun
1570 M. Jadi terpaut 103 tahun. Sebagian ulama memandang Gunung Jati
sebagai pendiri pesantren pertama di Cirebon, Jawa Barat.
Sebagai
lembaga pendidikan yang memiliki karakter khusus, system pondok
pesantren memunculkan tujuh teori yang menyebutkan bahwa:
1) Pondok pesantren merupakan bentuk tiruan atau adaptasi terhadap pendidikan Hindu dan Budha sebelum islam datang ke Indonesia.
2) Model Pondok pesantren berasal dari India.
3) Model pondok pesantren ditemukan di Baghdad
4) Pondok Pesantren merupakan perpaduan antara Hindu-Budha (pra-Muslim di Indonesia) dan India.
5) Podok pesantren berasal dari kebudayaan Hindu-Budha dan Arab.
6) Pondok pesantren berasal dari India dan orang Islam Indonesia.
7) Pondok Pesantren berasal dari India, Timur Tengah dan tradisi local yang lebih tua.
Dari
beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sejatinya keberadaan
pondok pesantren merupakan upaya pembenahan pendidikan di Indonesia.
Kalaupun ada perbedaan pendapat mengenai siapa dan kapan pendirinya,
maka bisa dilihat dari tahun kemunculan nama-nama yang sudah dijelaskan
di atas. Yang pasti kesemuanya itu berdiri di daerah-daerah yang
berbeda. Ini menunjukan bahwa mereka lah yang mendirikan dan memunculkan
istilah pesantren di daerah itu.
- TUJUAN PESANTREN
Tujuan
umum pesantren adalah membina warga Negara agar berkepribadian muslim
sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa keagamaan
tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang
yang berguna bagi agama, masyarakat dan agama.
Adapun tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut:
a. Mendidik
siswa/santri anggota masyarkat untuk menjadi seorang muslim yang
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,
keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga Negara yang
berpancasila.
b. Mendidik
siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader ulama
dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam
mengamalkan sejarah islam secara utuh dan dinamis.
c. Mendidik
siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya dan bertanggungjawab kepada pembangunan
bangsa dan Negara.
d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan regional (pedesaan/masyarakat lingkungannya).
e. Mendidik
siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai
sector pembangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual.
f. Mendidik
siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan social
masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.
- KEPEMIMPINAN PESANTREN
Kepemimpinan
pesantren modern memiliki perbedaan dengan pesantren pada umumnya. Di
pesantren modern, kepemimpinan individual kiyai tergantikan dengn
kepemimpinn kolektif yayasan.
Kyai
sebagai sosok karismatik, pengasuh sekaligus pemilik pesantren juga
sebagai sumber pengetahuan agama tidak lagi mewariskan pesantrennya pada
keturunannya, melainkan kepada yayasan. Kepemimpinan Yayasan menjadi
pilihan karena disamping untuk mengokohkan pesantren itu sendiri,
setidaknya pemimpin yang berkompeten dan militan akan menjadikan
pesantren lebih maju.
- SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN
Pesantren
adalah system pendidikan yang melakukan kegiatan sepanjang hari. Dimana
santri tinggal dalam suatu asrama khusus bersama kyai, guru dan senior
mereka. Sehingga hubungan antara santri-guru-kiyai sangat intensif tak
sekedar hubungan formal saja.
- KURIKULUM DI PESANTREN
Dalam
bidang kurikulum, pesantren mengalami transformasi. Pada mulanya
pesantren hanya mengajari inti ajaran islam berupa tri komponen ajaran
dasar islam yaitu : iman, islam dan ikhsan (doktrin, ritual dan mistik).
Kemudian berkembang dengan penyajian disiplin ilmu seperti : Shorof,
Nahwu, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam, Tasyawuf. Kemudian kurikulum pesantren
bertambah luas tetapi masih dalam rincian dari materi dasar dengan
beberapa tambahan seperti : fiqih dengan ushul al fiqih dan qawaid al
fiqih, hadis dengan mustalah hadis, bahasa arab dengan nahwu, sorof,
bayan, ma’ani, badi’ dan arudh, tarikh, mantiq, tasawuf, akhlak dan
falak.
Pada
pesantren modern memasukan ilmu-ilmu umum seperti : Matematika, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Teknik Pertanian, Perkebunan,
Perunggasan, Perikanan, Bahkan Seni dan Keterampilan. Penambahan ini
dipengaruhi oleh system pendidikan nasional dan tantangan zaman yang
harus dihadapi santri setelah selesai menempuh pendidikan di pesantren.
- METODE PENDIDIKAN DI PESANTREN
Mengenai
metode, pesantren pada awalnya menggunakan metode tradisional seperti :
sorogan, wetonan (bandongan), muhawarah, madzakarah dan majelis ta’lim.
Pesantren saat ini yang tergabung dalam Rbithah al-Ma’ahid dalam
muktamar ke-1 pada tahun 1959 memutuskan metode : tanya jawab, imla,
muthala’ah, proyek, dialog, karyawisata, hafalan, sosiodrama,
widyawisata, problem solving, pemberian situasi, pembiasaan,
dramatisasi, reinforcement, stimulus-respon dan system modul.
C. KESIMPULAN
Dari
penjelasan diatas dapat diketahui betapa pentingnya pendidikan di
Pesantren. Terutama bagi mereka-mereka yang ingin mempelajari lebih
dalam apa itu islam. Metode pendidikan yang diterapkan sebagai
representasi eksistensi pondok menunjukan pembeda dengan pondok yang
lain menjadikan ciri khas tersendiri. Tak sekedar itu, akhlak yang baik
bagi para santri juga diharapkan terbentuk setelah lama menjalani proses
pendidikan di pesantren.
[1]
Westernisasi : Proses penyerapan kebudayaan atau adat-istiadat (gaya
hidup) barat oleh orang timur, karena dibawa oleh orang barat yang
datang ke timur atau orang-orang timur yang pernah menetap di negeri
barat.
[2] Karismatik : berwibawa, berpengaruh
[3] Independen : berdii sendiri
[4] Zamakhasari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta:LP3ES, 1984), h.37
[5] Kuntowijiyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan 1991), h.247