BISAKAH KONSEP BELAJAR SAMBIL BERMAIN DAPAT MENGUBAH SISTEM YANG SUDAH TERJADI DI INDONESIA?

♠ Posted by IMM Tarbiyah in at 06.44

Judul    buku                 : Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.
Penulis                          : Prof. Dr. Conny R. Semiawan
Penerbit                        : PT. Indeks - Jakarta
Cetakan                       : Ke-II Tahun 2008
Tebal Buku                   : xvi+170 Halaman

Pendidikan pada usia dini haruslah diperhatikan, karena perkembangan anak pada usia dini yang tentunya dipengaruhi pula oleh pendidikan akan memberi dampak dalam perkembangannya pada tahap berikutnya. Oleh karena itu, proses pembelajarannya merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh pendidik.

Pelaksanaan pembelajaran prasekolah (TK) yang selama ini cenderung lebih bersifat akademik perlu dikembangkan kearah pembelajaran sesuai dengan dunianya, yaitu : memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif, dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain. Bagi anak prasekolah, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikkan. Dengan memahami arti bermain tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak.


Demikian juga dengan pembelajaran di sekolah dasar (SD) yang selama ini lebih cenderung pada hafalan, seyogyanya diarahkan pada pembelajaran yang berpusat pada anak.. Jika pada anak usia SD lebih banyak menyerap pengetahuan dengan menghafal, maka belahan otak kiri lebih dipentingkan sehingga belahan otak kanan menjadi terabaikan.

Jika ingin mengoptimalkan otak, maka kebiasaan membaca haruslah digalakkan. Karena melalui membaca dapat meningkatkan daya nalar kreativitas, sehingga otak kanan menjadi tidak terabaikan. Selain  membaca, untuk anak usia SD juga harus diajari pendidikan sains. Karena tujuan dari pendidikan sains adalah tidak hanya menghasilkan peneliti tetapi juga mendidik untuk melek sains dan teknologi.
Oleh karena itu, sains yang harus diajarkan pada anak-anak usia SD adalah sebagai suatu cara berpikir. Artinya bahwa sekolah-sekolah seharusnya menjalankan kurikulum sains yang fokus pada pengatasan masalah bukan memorisasi.

Seharusnya sejak SD bahkan TK, harus dilandasi upaya belajar sambil bermain, dengan menggunakan beberapa tema esensial untuk mengajari anak didiknya. Sehingga dengan cara seperti itu, anak dapat memahami suatu bab pelajaran, dibandingkan dengan cara menghafal, yang menyebabkan suatu pelajaran setelah belajar pelajaran yang lain akan menjadi lupa. Sangat berbeda sekali bukan, belajar dengan sistem memahami melalui “Belajar sambil Bermain”  dengan menghafal?

Beberapa keunggulan dari buku ini antara lain : susunan modelnya menggunakan sistem makalah, sehingga pembaca lebih memahami bab yang sedang dibaca. Selain itu, penulis dalam megemukakan suatu masalah dibahas secara tuntas dan  langsung diberi jalan keluarnya.
Cover depan menarik, apalagi ada gambar anak-anak yang sedang bermain, itu menandakan bahwa buku tersebut sedang membahas tentang konsep belajar anak TK dan SD  yang sedang ditawarkan kepada para pendidik.
Sedangkan cover belakang diberi profil penulis, menjadiakn pembaca dapat menilai seorang penulis tersebut. Tipe huruf yang digunakan yaitu “Times New Roman” sudah sesuai dengan sistem penulisannya, karena modelnya menggunakan sistem makalah yang aslinya isi buku tersebut memang merupakan kumpulan makalah beliau.

Kelemahan dari buku tersebut antara lain : terdapat beberapa kata yang sulit dipahami, sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami sebuah paragraf. Dan jika ingin mengetahui  kata tersebut, pembaca harus mencarinya di kamus. Terkadang antara bab satu dengan yang selanjutnya tidak nyambung atau dapat diartikan tidak ada kaitannya.jadi seolah-olah meloncat. Contoh :
pada Bab XIX (Program Eskalasi dan Akselerasi di Sekolah Dasar) dengan
Bab XX (Ancaman Kecenderungan Sekuler terhadap Pendidikan Keluarga), hal ini menjadikan pembaca tidak dapat mengaitkan ataupun menghubungan antara bab tersebut. Sehingga saya sebagai penulis resensi, tidak dapat menjelaskan kedua bab tersebut.